Ketika seseorang pertama kali terinfeksi oleh benda asing, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi. Antibodi ini bertindak sebagai pelindung dalam tubuh dan berfungsi untuk melawan penyerang tersebut. Namun, produksi antibodi ini tidak selalu cukup cepat untuk mencegah penyakit, terutama jika sistem kekebalan belum mengenali penyerang tersebut. Akibatnya, individu bisa menjadi sakit.
SUMBER GAMBAR :https://ukhsa.blog.gov.uk/2022/02/10/how-well-do-vaccines-protect-against-omicron-what-the-data-shows/
Namun, jika bertahun-tahun kemudian, benda asing yang sama menyerang tubuh lagi, sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi dengan lebih cepat. Ini membantu mencegah orang tersebut jatuh sakit lagi. Proses ini disebut imunitas, dan itulah mekanisme kerja vaksin yang menghasilkan imunitas.
Ada beberapa jenis vaksin, salah satunya adalah vaksin yang dilemahkan. Vaksin ini mengandung mikroorganisme (bakteri atau virus hidup) yang diperoleh dari individu atau hewan yang terinfeksi. Mikroorganisme ini kemudian dilemahkan melalui saluran yang berurutan dalam media kultur atau kultur sel. Dengan demikian, daya menularnya berkurang. Beberapa contoh vaksin yang menggunakan pendekatan ini antara lain: Gondongan, Rubella, Campak, Demam Kuning, Cacar Air, Rotavirus, dan BCG.
- Vaksin yang Dinonaktifkan:
- Mikroorganisme dalam vaksin ini dibunuh oleh agen kimia atau fisik.
- Keuntungan besar dari vaksin yang tidak aktif adalah tidak adanya kekuatan menular dari agen tersebut.
- Vaksin ini mempertahankan karakteristik imunologis tanpa menyebabkan penyakit.
- Meskipun tidak menyebabkan penyakit, vaksin ini memiliki kemampuan untuk menginduksi perlindungan dengan merangsang produksi antibodi terhadap penyakit yang sama.
- Namun, vaksin ini memiliki kelemahan: respon imun yang kurang optimal. Terkadang, pemberian beberapa dosis booster diperlukan.
- Contoh vaksin ini meliputi: Polio, Hepatitis A, Hepatitis B, Influenza, HPV, dan DTP.
- Vaksin Konjugasi:
- Vaksin konjugasi diproduksi untuk melawan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri berkapsul.
- Bakteri berkapsul memiliki lapisan pelindung yang terbuat dari polisakarida, zat yang mirip dengan gula.
- Agar vaksin ini memiliki perlindungan yang lebih tahan lama, protein ditambahkan ke dalam kapsul pelindung.
- Contoh vaksin konjugasi adalah: Pneumokokus 23.
Vaksin Kombinasi adalah jenis vaksin yang diberikan dalam satu suntikan untuk melindungi anak dari beberapa penyakit sekaligus, menggantikan pemberian vaksin terpisah. Ini membantu mengurangi kemungkinan efek samping seperti demam, malaise, dan nyeri. Contohnya adalah Vaksin hexa yang melindungi dari difteri, tetanus, pertusis, polio inaktif, HIB, dan hepatitis B.
Keamanan vaksin dijamin melalui evaluasi yang ketat sebelum izin penggunaan diberikan, termasuk tahap pengembangan awal hingga penerapan massal, serta pengawasan terus-menerus bahkan setelah izin diberikan. Di Brazil, Kementerian Kesehatan bertanggung jawab atas pemantauan keamanan vaksin.
Tahap pengujian vaksin terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah penelitian dasar untuk mengidentifikasi proposal vaksin baru. Tahap kedua melibatkan uji praklinis untuk menunjukkan keamanan dan potensi imunogenik vaksin. Tahap ketiga adalah uji klinis yang terdiri dari empat fase: fase 1 bertujuan untuk menunjukkan keamanan, fase 2 untuk menguji efikasi dan efek samping, fase 3 adalah studi terakhir sebelum registrasi kesehatan untuk menunjukkan efektivitas dan keamanan, dan fase 4 adalah ketika vaksin sudah tersedia bagi masyarakat setelah mendapatkan registrasi kesehatan.