Emulsi: Pengertian dan Jenis-jenisnya

Pengertian Emulsi

Emulsi adalah sistem dua fase yang terdiri dari dua cairan yang tidak bercampur, di mana satu fase terdispersi dalam fase lain dalam bentuk tetesan mikroskopis. Dalam dunia farmasi dan kimia, emulsi sering digunakan karena sifatnya yang unik dalam menggabungkan zat-zat yang biasanya tidak dapat bercampur, seperti minyak dan air.

Contoh Emulsi Adalah Sehari-hari kita menemukan emulsi dalam berbagai produk, mulai dari makanan hingga kosmetik. Mayones, susu, lotion, dan krim adalah beberapa contoh emulsi yang umum. Dalam mayones, misalnya, minyak terdispersi dalam cuka atau jus lemon, membentuk emulsi yang stabil.

Jenis Emulsi Ada dua jenis utama emulsi:

  • Emulsi Minyak dalam Air (O/W): Di mana tetesan minyak terdispersi dalam air. Contoh emulsi jenis ini adalah susu.
  • Emulsi Air dalam Minyak (W/O): Di mana tetesan air terdispersi dalam minyak. Contoh dari jenis ini adalah beberapa jenis krim kulit.

sumber gambar : https://www.researchgate.net/publication/260210690_Basics_of_pharmaceutical_emulsions_A_review

Emulsi menurut Farmakope


Emulsi Menurut Farmakope Farmakope, sebagai buku standar di bidang farmasi, mendefinisikan emulsi sebagai persiapan yang mengandung dua fase cair yang tidak bercampur, dengan satu fase terdispersi dalam fase lain dalam bentuk globul kecil. Emulsi farmasi sering digunakan untuk memudahkan pemberian obat yang tidak larut dalam air, meningkatkan stabilitas obat, dan memperbaiki rasa obat.

Cara Membedakan Tipe Emulsi


Membedakan tipe emulsi, yaitu minyak dalam air (O/W) dan air dalam minyak (W/O), merupakan langkah penting dalam berbagai bidang, seperti farmasi, makanan, dan kosmetik. Berikut beberapa metode yang dapat digunakan untuk membedakan tipe emulsi:

  1. Pengamatan Visual:

Emulsi O/W:
Tampilan lebih cair dan mudah dituang.
Berwarna putih atau krem.
Larut dalam air.
Emulsi W/O:
Tampilan lebih kental dan lengket.
Berwarna kuning atau oranye.
Tidak larut dalam air.

  1. Uji Konduktivitas Listrik:

Emulsi O/W:
Menghantarkan listrik karena air adalah fase kontinu.
Emulsi W/O:
Tidak menghantarkan listrik karena minyak adalah fase kontinu.

  1. Uji Pewarnaan:
BACA JUGA  Sediaan Gel Farmasi

Emulsi O/W:
Pewarna Sudan III (merah) larut dalam fase minyak dan menwarnai tetesan minyak.
Pewarna Methylene Blue (biru) larut dalam fase air dan tidak menwarnai tetesan minyak.
Emulsi W/O:
Pewarna Sudan III tidak larut dalam fase air dan tidak menwarnai tetesan air.
Pewarna Methylene Blue larut dalam fase air dan menwarnai tetesan air.

  1. Uji Pencampuran dengan Air:

Emulsi O/W:
Mudah bercampur dengan air dan membentuk campuran homogen.
Emulsi W/O:
Tidak mudah bercampur dengan air dan cenderung terpisah.

  1. Uji Mikroskopis:

Emulsi O/W:
Tetesan minyak terlihat kecil dan terdispersi dalam fase air.
Emulsi W/O:
Tetesan air terlihat kecil dan terdispersi dalam fase minyak

Teori terjadinya emulsi menjelaskan bagaimana dua cairan yang tidak bercampur, seperti minyak dan air, dapat membentuk sistem stabil dengan bantuan emulgator. Berikut adalah beberapa teori yang menjelaskan proses ini:

  1. Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension): Menurut teori ini, molekul memiliki daya tarik antara molekul yang sejenis (daya kohesi) dan antara molekul yang tidak sejenis (daya adhesi). Tegangan permukaan terjadi karena ketidakseimbangan daya kohesi pada permukaan cairan. Emulgator berfungsi menurunkan tegangan permukaan ini, memungkinkan dua cairan untuk bercampur lebih mudah¹.
  2. Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge): Teori ini menyatakan bahwa setiap molekul emulgator memiliki kelompok hidrofilik yang tertarik ke air dan kelompok lipofilik yang tertarik ke minyak. Keseimbangan antara kedua kelompok ini ditunjukkan oleh nilai HLB (Hydrophyl Lipophyl Balance), yang menentukan seberapa baik emulgator dapat mengikat kedua fase cairan¹.
  3. Teori Film Pelindung: Emulgator membentuk film pelindung di sekitar tetesan fase terdispersi, mencegahnya dari bergabung kembali dan memisah dari fase kontinu.
  4. Teori Repulsi Listrik: Partikel yang terdispersi dalam emulsi dapat membawa muatan listrik yang sama, sehingga terjadi tolak-menolak yang mencegah penggumpalan dan pemisahan fase⁵.
  5. Teori Termodinamika: Emulsi dianggap tidak stabil secara termodinamika karena dua cairan yang tidak bercampur cenderung memisah kembali ke fase masing-masing. Namun, penambahan emulgator dapat meningkatkan stabilitas emulsi dengan mengurangi energi bebas Gibbs dari sistem.
BACA JUGA  Praktek Minitab untuk Perhitungan Kapabilitas Proses (bagian 2)

Emulsi memiliki banyak aplikasi, mulai dari industri makanan hingga farmasi, di mana stabilitas emulsi sangat penting untuk kualitas dan efektivitas produk.

Apa saja produk obat yang berupa emulsi ?

Produk sediaan emulsi yang beredar di pasaran sangat beragam. Beberapa contoh terkenal adalah suplemen anak seperti Scott Emulsion yang mengandung minyak ikan dan memiliki aroma serta rasa yang enak, sehingga disukai oleh anak-anak. Sediaan emulsi lainnya termasuk Curvit, Curcuma Plus, Scott +DHA emultion, dan banyak lagi. Selain itu, ada juga emulsi yang digunakan untuk keperluan medis seperti castor oil, liquid paraffin, krim, vitamin, dan enema. Produk-produk ini menunjukkan bagaimana emulsi dapat digunakan dalam berbagai bentuk dan aplikasi, dari oral hingga eksternal dan parenteral.

Emulsi dalam dunia farmasi tidak hanya terbatas pada bentuk cairan. Ada berbagai sediaan emulsi yang digunakan untuk keperluan medis dalam bentuk lain, seperti:

  • Emulsi Eksternal: Biasanya berupa krim atau salep yang digunakan secara topikal pada kulit. Seperti Betason , Betason N, Ketokonazole krim
  • Emulsi Parenteral: Ini adalah emulsi yang dirancang untuk injeksi atau infus, seperti vitamin yang disuntikkan.
  • Emulsi Rektal: Bentuk emulsi ini digunakan sebagai enema.

Emulsi yang digunakan sebagai enema adalah tipe emulsi yang dirancang untuk aplikasi rektal, di mana cairan emulsi dimasukkan ke dalam rektum untuk membantu mengosongkan usus besar. Emulsi ini biasanya berbentuk W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak), di mana butiran air tersebar dalam minyak. Ini memungkinkan emulsi untuk bertindak sebagai pelumas dan memfasilitasi gerakan usus, seringkali digunakan untuk mengatasi sembelit atau membersihkan usus besar sebelum prosedur medis.

Emulsi ini dirancang untuk memudahkan administrasi obat, meningkatkan penyerapan, dan memperbaiki stabilitas serta rasa obat. Dengan demikian, emulsi memberikan alternatif penting untuk pengobatan dalam berbagai bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan metode pemberian yang diinginkan.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penyimpanan Obat Berbentuk Emulsi

Obat dalam bentuk emulsi merupakan sistem dua fase cair yang tidak saling larut, di mana satu fase terdispersi dalam fase lain.expand_more Penyimpanan obat emulsi yang tepat sangat penting untuk menjaga stabilitas dan efektivitasnya. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

BACA JUGA  CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) 2024

Suhu:

  • Simpan obat emulsi pada suhu yang tertera pada label atau sesuai dengan petunjuk dokter/apoteker.
  • Hindari penyimpanan pada suhu ekstrem (terlalu panas atau terlalu dingin).
  • Fluktuasi suhu yang sering dapat menyebabkan ketidakstabilan emulsi.

Cahaya:

  • Simpan obat emulsi di tempat yang terhindar dari cahaya langsung.
  • Cahaya dapat menyebabkan degradasi bahan aktif obat dan merusak struktur emulsi.

wadah:

  • Simpan obat emulsi dalam wadah aslinya.
  • Gunakan wadah yang kedap udara dan tahan cahaya.
  • Hindari perpindahan obat ke wadah lain.

Posisi penyimpanan:

  • Simpan obat emulsi di tempat yang kering dan bersih.
  • Hindari penyimpanan di tempat lembab atau basah.
  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Pemeriksaan:

  • Periksa obat emulsi secara berkala untuk melihat adanya tanda-tanda kerusakan, seperti perubahan warna, bau, atau konsistensi.
  • Jika terdapat tanda-tanda kerusakan, segera buang obat dan konsultasikan dengan dokter/apoteker.

Tips:

  • Catat tanggal kadaluarsa obat emulsi dan buang setelah tanggal tersebut.
  • Gunakan obat emulsi segera setelah dibuka.
  • Hindari kontaminasi obat dengan bakteri atau jamur.
  • Jika ragu, konsultasikan dengan dokter/apoteker mengenai penyimpanan obat emulsi yang tepat

Emulsofying Agent yang biasa digunakan dalam obat

Berikut adalah tabel yang merangkum beberapa emulsifying agents yang sering digunakan dalam farmasi obat:

Emulsifying AgentSifatPenggunaan
Gom arabAlamiEmulsi O/W
LecithinAlamiEmulsi W/O
SpanSintetisEmulsi W/O
TweenSintetisEmulsi O/W
GelatinAlamiEmulsi O/W
Cetyl alcoholSintetisEmulsi W/O

Gom arab dan gelatin adalah contoh dari emulsifying agents alami yang biasanya digunakan untuk membuat emulsi tipe O/W (oil in water), sedangkan lecithin dan cetyl alcohol sering digunakan untuk emulsi tipe W/O (water in oil). Span dan Tween adalah contoh dari emulsifying agents sintetis yang digunakan sesuai dengan tipe emulsi yang diinginkan.

Sumber:
(1) Teori Terjadinya Emulsi – ilmu-resep-jilid-2 – 123dok.com. https://123dok.com/article/teori-terjadinya-emulsi-ilmu-resep-jilid.zk6on4ey.
(2) Apa itu Emulsi? – Apoteker.Net. https://apoteker.net/3649/apa-itu-emulsi/.
(3) EMULSI – Buku Ajar Farmasi Fisika – 123dok.com. https://123dok.com/article/emulsi-buku-ajar-farmasi-fisika.qmjlon98.
(4) Emulsi: Pengertian dan Contohnya – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2023/07/01/180000069/emulsi–pengertian-dan-contohnya.
(5) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emulsi – Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/56563/3/Bab_II.pdf.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini

Banner BlogPartner Backlink.co.id