spot_img

Networking dalam Bekerja : Prinsip Kunci Sukses karena Kerja Keras Saja Tidak Cukup

Ada kalimat yang sangat menyentak yang dikemukakan oleh  Profesor Albert Barabasi didalam buku fenomenalnya berjudul The Formula : The Science Behind Why People Succeed or Fail.

Formula

Ada satu hukum yang menarik diulas dalam buku ini berbunyi:

Performance Drive Succes, but When Performance Can’t Be Measured, Networks Drive Success

Hukum pertama ini menarik karena bila kinerja kita dalam bekerja dapat diukur dengan presisi maka kinerja anda dalam bekerja akan menentukan hasil. Akan tetapi bila dalam bekerja ukuran keberhasilan tidak dapat diukur dengan tepat maka yang akan menetukan keberhasilan dalam bekerja adalah networking (jaringan) dan kedekatan anda dengan pemangku keputusan-keputusan dalam perusahaan.

Contoh untuk kinerja yang dapat diukur secara presisi adalah dalam bidang olahraga. Contoh olahragawan terkenal saat ini adalah LeBrown James seorang pebasket yang performanya ciamik di klub Houston Rockets. Dalam jaman sekarang ini performa atlet basket dengan sangat mudah diukur dalam bertanding berapa jumlah lemparan yang bernilai 1, 2 atau 3 point. Berapa jumlah assist yang dilakukan, berapa jumlah rebound yang dilakukan semua secara standar dihitung untuk mengetahui performa atlet. Dalam dunia bola basket yang penuh hitungan presisi maka yang menentukan kesuksesan seseorang adalah performa dia sendiri dalam bertanding.

Hal ini, berlaku juga di kita yang bekerja di pabrik bila kinerja kita secara periodik dihitung dengan presisi yang tinggi, maka faktor penentuk kesuksesan adalah kinerja diri sendiri. Biasanya hal ini berlaku di bidang-bidang marketing dan sales. Dimana hasilnya penjualan menjadi tolak ukur presisi untuk menentukan kesuksesan seseorang (dalam hal ini kesuksesan menjual). Tidak heran, banyak perusahaan yang mencoba berbagai sistem dan metode untuk mengukur kesuksesan seorang karyawan dalam bekerja dengan pendekatan-pendekatan parameter kinerja, salah satunya adalah KPI (Key Performance Indikator).

key-performance-indicators

KPI atau Key Performance Indicator adalah suatu indikator kunci yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan untuk memenuhi tujuan strategis dan operasional perusahaan. Seperti yang sudah dijelaskan KPI dibentuk untuk membantu sebuah perusahaan memastikan seberapa jauh kemajuan yang telah dicapai dan yang akan dicapai. KPI perusahaan ini diturunkan ke berbagai unit dibawahnya hingga akhirnya sampai pada level terendah yaitu karyawan. Bila dalam perusahaan pengukuran KPI ini bisa presisi dan tidak bias, maka kesuksesan karyawan akan ditentukan oleh pengukuran ini. Akan terlihat jelas mana karyawan yang perform (kinerja bagus) dan mana karyawan yang tidak perform (kinerja jelek). Yang biasa terjadi adalah pimpinan dalam perusahaan kesulitan menerapkan KPI ini secara utuh karena berbagai faktor mulai dari karyawan yang tidak siap, metode pengukuran kinerja yang tidak presisi, pengumpulan data yang tidak cepat, dan ketegasan keputusan berdasarkan komitmen awal. Akan lebih rumit karena KPI dan performa ini berhubungan dengan uang, harusnya yang performanya tinggi uang/reward yang didapatkan akan lebih tinggi sedangkan karyawan yang performa rendah uang/reward  yang didapatkan rendah. Akan tetapi dalam realisasinya ini sulit diterapkan dan biasanya yang paling keras protesnya adalah karyawan yang memang secara historis performanya rendah.

Berikutnya kita bahas kalimat kedua : “bila kinerja tidak dapat diukur dengan presisi maka yang menentukan kesuksesan adalah sekuat apa jaringan networking anda”. Seingkali dibanyak kantor hasil kerjanya sulit diukur dengan  presisi, maka sukses anda akan amat ditentukan oleh kekuatan jaringan yang anda miliki. Dalam kondisi ini sukses karir dan gaji justru ditentukan oleh kekuatan koneksi dan jaringan ke pejabat/pemangku keputusan di kantor. Kondisi ini juga mungkin terjadi di tempat kita berkerja, oleh karena itu menyadari dari awal akan membantu dalam menentukan kesuksesan karir. Fenomena ini menjelaskan bagaimana karyawan yang kinerja hasilnya biasa-biasa saja tapi karirnya melesat dibandingkan dengan karyawan yang tamapak bekerja keras tapi mentok di jabatan tertentu. Karena tidak sadar adanya fenomena ini yang sering dilakukan adalah menyalahkan perusahaan, mengeluhkan perusahaan tidak adil dan iri pada karyawan lain. Padahal sebenarnya kesalahan ada pada diri sendiri karena tidak paham “rule the game” bekerja di kantor. Fenomena ini juga sering dimanfaatkan (dalam arti negatif) oleh beberapa tipe orang yang karakternya “penjilat dan ABS” , akan tetapi ini tidak perlu kita tiru fokus membangun pengaruh dan jejaring dalam arti positif.

Pelajaran yang dapat kita ambil adalah tetap bekerja keras dan pahami aturan main kesuksesan di kantor apakah perusahaan menggunakan ukuran kinerja yang presisi atau kinerja kita tidak diukur dengan presisi tapi oleh networking?. Selalu aktif membangun jejaring kinerja, semakin luas network yang berhasil Anda bangun, maka biasanya peluang rezeki akan lebih banyak hadir karena kerja keras saja tidak cukup.

Semoga bermanfaat

salam

M. Fithrul Mubarok

  • Sumber : Albert-László Barabási  Buku “The Formula: The Science Behind Why People Succeed or Fail”
https://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini