Kisah Penemuan Sebotol Vaksin

Rame – rame kasus vaksin palsu, saya teringat sebuah novel karya “pendongeng” kelas dunia, Sidney Sheldon yang berjudul “Bloodline” (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dg judul “Garis Darah”). Sebuah novel yg sangat memikat yang dilatar-belakangi oleh lahir dan tumbuhnya sebuah industri farmasi dari sebuah KANDANG KUDA di sebuah Ghetto Yahudi di sebuah desa di Krakow – Polandia, hingga menjadi raksasa farmasi dunia yang kerajaan bisnisnya membentang dari Amerika Serikat hingga Argentina, dari Russia hingga ke Inggris.. dari ujung Negara Jerman hingga ke pelosok Afrika.. Semuanya berasal mula dari sebuah kandang kuda yang sudah hampir roboh dan seekor kuda yang sudah tua, pincang, buta dan hampir mati… Sungguh kisah yang sangat luar biasa dari seorang “pendongeng” kelas dunia…

Alkisah, tahun 1855, seorang bernama SAMUEL ROFFE, seorang pemuda yahudi yang tumbuh di sebuah Ghetto, di Krakow – Polandia. Setiap sore, Samuel dan kerabat – kerabat dan kawan – kawannya dikurung di dalam ghetto oleh para tentara kafir (sebutan orang Yahudi untuk tentara Jerman). Ketika matahari terbenam, gerbang-gerbang kayu ghetto yang rangkap dua ditutup dan dikunci dengan kunci besi besar. Pada waktu matahari terbit, gerbang-gerbang itu dibuka kembali, dan para pedagang Yahudi diizinkan masuk wilayah kota Krokow untuk menjalankan usaha. Sebelum matahari terbenam, mereka sudah harus berada di dalam Ghetto, apabila sampai pintu gerbang ditutup dan salah seorang dari mereka ada yg tidak kembali, maka seluruh penghuni ghetto akan menerima hukuman yang sangat kejam…

vaksin palsu

Hanya ada 3 orang dokter yg diizinkan menangani ribuan orang yg berdesakan di dalam ghetto yang sangat tertutup itu. Kotor, becek, pengap dan selalu saja diserang berbagai macam wabah penyakit karena sanitasi yang sangat buruk. Salah satu dokter adalah dr. Zeno Wal yg memiliki seorang anak gadis yang bernama Terenia. Dan Samuel Roffe jatuh hati padanya..
Hanya ada 3 cara bagi Samuel Roffe untuk bisa meminang gadis pujaannya: kaya – raya, menjadi dokter atau menjadi Rabbi. Sayangnya, Samuel muda tidak memenuhi semua syarat tersebut…. Samuel diberi waktu 6 bulan untuk membuktikan kepada keluarga dr. Wal bahwa dia mampu membawa Terenia keluar dari Ghetto… Hukum melarang Samuel untuk menjadi dokter. Sepintar apapun dia, seorang Yahudi dilarang untuk menjadi dokter. Untuk menjadi Rabbi, pendidikannya dimulai umur 13 tahun, padahal saat itu Samuel sdh berusia 18 tahun. Kekayaan? Samuel hanyalah seorang pendorong gerobak. Meskipun bekerja 24 jam setiap hari, sampai umur 90 tahun pun akan tetap dililit kemiskinan.. Satu-satunya harapan untuk membawa dirinya dan gadis pujaannya keluar dari ghetto adalah seekor kuda tua bermata satu, menderita kejanh akut, lumpuh dan tuli. Kuda yang diberi nama Lottie inilah yang menyelamatkan nasib Samuel Roffe dan jutaaan nyawa manusia di seluruh dunia…

Tahun 1868, saat itu, oleh karena kondisi ghetto yang padat, kotor dan kumuh, wabah penyakit datang silih berganti. Wabah terakhir ialah sejenis demam tinggi disertai batuk yang amat parah, pembengkakan kelenjar – kelenjar dan akhirnya sebuah kematian yang amat memilukan. Para dokter saat itu tidak mengetahui penyebabnya dan juga tidak punya cara bagaimana melawan penyakit tersebut…. Ayah salah satu sahabat Samuel – Isaac- terkena penyakit tersebut. Pada saat Samuel datang menjenguknya, kondisinya sudah teramat sangat payah. Semua keluarganya terisak-isak. Dokter sudah angkat tangan dan tidak ada yg bisa dia lakukan. Dari kamar ayah Isaac, terdengar suara batuk – batuk berkepanjangan yang sangat memilukan…

“Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku”, kata Samuel. “Berikan padaku sehelai sapu tangan milik ayahmu”. Isaac memandang keheranan kepadanya.

“Apa?”
“Saputangan bekas yang dipakai ayahmu. Hati – hati saputangan itu penuh dengan kuman”.

Sejam kemudian, Samuel kembali ke kandang kudanya. Dia memindahkan saputangan tsb dengan sangat hati-hati ke sebuah cawan berisi kaldu murni.

Dia bekerja sepanjang malam itu dan sehari penuh esoknya dan hari berikutnya. Dia kemudian menyuntikkan dosis-dosis kecil dari bahan itu ke tubuh Lottie, kuda tua bermata satu. Kemudian dosis – dosis yang lebih besar. Dia melawan waktu, berusaha menyelamatkan nyawa ayah Isaac… dan juga masa depannya sendiri…

Sedikit demi sedikit dosis yang diberikan semakin meningkat dan akhirnya Samuel memperoleh adonan antitoksinnya yang pertama. Sebuah adonan serum yang akan mengubah nasib Samuel Roffe dan menyelamatkan nyawa manusia di seluruh dunia. Langkah selanjutnya adalah “membujuk” Isaac agar mengizinkannya mencobakan adonan serum itu kepada ayahnya…

Ternyata, upaya itu tidak memerlukan waktu yang lama. Ketika sampai di rumah Isaac, rumah itu telah dipenuhi kerabat yang menangisi lelaki yang sedang menyabung nyawanya di tingkat yang paling kritis.

Tak seorangpun dari mereka menaruh kepercayaan pada botol – botol kecil yg dibawa Samuel. Tapi bagaimanapun tak ada kemungkinan lain selain mati. Mereka mengambil resiko, semata2 tidak akan rugi…

Samuel menyuntik ayah Isaac dengan serumnya. Dia menunggu di samping tempat tidur sampai tiga jam kemudian, dan tidak tampak tanda-tanda perubahan. Serum itu tidak bekerja. Malah sebaliknya, batuk ayah Isaac semakin parah. Akhirnya, Samuel pergi tanpa berani menatap mata Isaac, sahabatnya…

Keesoakan harinya, kembali Samuel mendorong gerobaknya ke Krakow untuk membeli barang2. Dia tidak sabar ingin kembali pulang untuk melihat apakah ayah Isaac masih hidup apa tidak..

Hari berganti.. karena kelelahan fisik dan emosional, Samuel Roffe terhempas di ranjangnya dan langsung tertidur seketika itu juga.. Dia terbangun ketika seseorang mengguncang-ngguncangkan tubuhnya. Dia membuka matanya, Isaac berdiri tepat di depannya dalam keadaan tak terkendali.. “Sudah berhenti.!!”, teriak Isaac. “Batuk – batuk itu berhenti. Benar – benar sebuah mu’jizat.. Ayo ikut ke rumahku”.

Ayah Isaac duduk di tempat tidurny. Demamnya lenyap secara ajaib, dan batuk-batuknya pun hilang tak berbekas… Ketika Samuel ke sisi ranjang, lelaki tua itu berkata, “Rasanya aku ingin makan sup ayam”, dan Samuel Roffe pun terisak-isak…

Berita tentang ayah Isaac dengan cepat menyebar ke seluruh ghetto. Keluarga orang – orang yang berada di ambang kematian berduyun – duyun mendatangi rumah keluarga Roffe, memohon kepada Samuel untuk diberi sedikit serum ajaibnya… Dia kewalahan melayani permintaan mereka. Samuel kemudian mendatangi dr. Wal. Dokter itu telah mendengar apa yg dilakukan Samuel, tapi dia belum yakin.

“Aku harus melihat dengan mata kepalaku sendiri”, dia berkata. “Buatlah adonan serum dan aku akan mencobanya pada salah satu pasienku”. Dr. Wal memilih seorang pasiennya yang sudah tidak punya harapan hidup lagi. Dalam waktu dua puluh empat jam, pasien itu sudah menuju kesembuhan…

Dr. Wal pergi ke kandang kuda tempat Samuel bekerja siang dan malam. “Serum itu bekerja, Samuel. Kau berhasil. Apa yang kau inginkan sebagai mas kawin?”.

Samuel pun mendongak dan menjawab,
“Seekor kuda lagi.”

Itulah awal mula berdirinya Roffe & Sons. Sebuah kerajaan bisnis industri farmasi yang kemudian menggurita keseluruh dunia..

Sebuah cerita fiktif yang diilhami oleh sebuah kisah nyata… diceritakan oleh seorang jago cerita kelas dunia…

#Novel
#SidneySheldon
#GarisDarah
#Bloodline

Diatas merupakan tulisan dari Pak Bambang Priyambodo

Sumber

https://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini