VINCRISTINE & VINBLASTINE: OBAT KANKER PERTAMA YANG DITEMUKAN SECARA TIDAK SENGAJA

Berikut pembahasan tentang kanker oleh Bambang Priyambodo, materi lain dapat dibaca disini.

Kabar duka datang dari Presiden ke-6 RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang mengabarkan bahwa istri beliau, ibu Ani Yudhoyono terkena kanker darah alias leukemia dan di rawat di sebuah Rumah Sakit di Singapore. Sebagai sesama warga bangsa, kita do’akan semoga ibu Ani diberi kesembuhan dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga. Aamiin..

Bicara soal LEUKEMIA atau kanker darah, saya jadi teringat sebuah obat (dasar Apoteker yg diingat malah obat.. hadew) kanker PERTAMA yang disetujui oleh WHO yaitu Vincristine pada tahun 1961. Hingga saat ini, Vincristine dan Vinblastine masih masuk dalam daftar Obat Esensial WHO sebagai obat kanker yang paling efektif dan rasional untuk pengobatan kanker. Kedua senyawa ini pun diperoleh dari 1 tumbuhan yaitu Catharantus roseus atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Tapak Dara.

Ada kisah menarik seputar penemuan kedua senyawa tersebut, lebih tepatnya “ketidak-sengajaan yang menguntungkan” yang justru kelak di kemudian hari membawa manfaat bagi umat manusia di seluruh dunia..

Dan berikut kisahnya…

BERBURU OBAT DIABETES, OBAT KANKER YANG DIDAPAT.

Masih ingat nggak teman2 kisah Dokter Banting dan mahasiswa kedokteran tingkat IV, Charles Best menemukan Insulin yang membawa keduanya dalam kemasyhuran dan kemudian namanya dikenang sepanjang masa? Mudah2an masih ingat ya.. Masih ingatkah teman-teman bagaimana si mahasiswa “bengal” Charles Best bisa mendapatkan kemasyhuran ini? Yup.. dari lemparan koin-lah yang merubah seluruh jalan cerita pria kelahiran 27 Februari 1899 tersebut. Masih ingat nggak teman-teman, sahabat si Charles Best yang “kurang beruntung” tersebut? Pasti tidak banyak yang ingat kan? Pasti, dia hanya dikenal dengan sebutan “lelaki yang tidak beruntung”. Pria tersebut adalah Clark Noble.

Kisahnya ada di sini :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10213268454051062&id=1388311494

Setelah peristiwa penghargaan Hadiah Nobel yang mengharu-biru tersebut, Clark Noble dan mentornya, Prof. J.J. Macleod melanjutkan perburuannya menemukan obat diabetes yang lebih mudah didapat dibanding dengan metode yang ditemukan oleh Dokter Banting dan Charles Best.

Berbagai hewan dan tanaman, termasuk berbagai spesies ikan mereka teliti untuk menemukan insulin. Namun usaha mereka kemudian kandas, karena hanya sedikit insulin yang mereka dapat. Perhatian dan perburuan Dr. Clark Noble terhadap penyakit diabetes tidak pernah surut. Hingga tahun 1952, saat dia sudah berusia 52 tahun, seorang pasien Dr. Clark Noble yang sedang mengunjungi JAMAICA mengirimkan sepucuk surat yang di dalamnya berisi 25 daun kering dari tanaman “Madagascar periwinkle” (Vinca rosea) yang menurut kepercayaan orang-orang di Africa, terutama di Jamaica digunakan untuk mengobati penyakit diabetes.

Oleh karena Dr. Clark Noble sudah tidak lagi terlibat dalam penelitian, dia menyerahkan amplop dan ke-25 daun kering tersebut kepada adiknya yang juga seorang dokter dan peneliti, Dr. Robert L. Noble yang saat itu menjabat sebagai Ass. Direktur Lembaga penelitian yang didirikan oleh Dr. Collip (salah seorang dari 4 tokoh penemu Insulin), The Collip Medical Research Laboratory yang merupakan bagian dari University of Western Ontario, Canada.

Berbekal ke-25 lembar daun Vinca rosea tersebut, Dr. Robert L. Noble, Dr. Collip dan kemudian dibantu oleh Dr. Charles T. Beer berusaha mengisolasi alkaloid yang terkandung dalam daun tanaman tersebut dan mencobanya pada hewan uji. Hasilnya?? Semuanya gagal total. Tidak ada satu pun hewan uji yang diberikan obat hasil ekstraksi dari tanaman tersebut yang selamat…

But.. wait…

Ada hal yang menarik perhatian Dr. Clark dari hasil uji coba tersebut. Dia mengamati bahwa hewan uji yang diberikan senyawa hasil ekstraksi tersebut mengalami penurunan jumlah sel darah putih yang sangat significant. Dengan bantuan dari Dr. Charles T. Beer, akhirnya Dr. Roberl L. Clark berhasil mensintesis sebuah senyawa obat yang nantinya menjadi sebuah “legenda”, VINCRISTINE.

Selanjutnya mereka juga berhasil mengisolasi senyawa sejenis yang juga memiliki efek serupa yaitu VINBLASTINE.

Penemuan yang kemudian diakui sebagai “penemuan TERPENTING abad 20” dan sumbangan TERBESAR Kanada dalam “perang” terhadap penyakit kanker.

Bekerja sama dengan perusahaan farmasi raksasa, Eli Lilly & Co., pada tahun 1959, untuk pertama kalinya dilakukan uji klinis di Rumah Sakit The Princess Margaret Hospital dengan hasil yang sangat dramatis.

Atas karyanya tersebut, Dr. Noble dianugerahi gelar “The Canadian Medical Hall of Fame”. Namanya juga diabadikan dengan sebuah penghargaan yang diberikan kepada peneliti muda di Canada, The Robert L. Noble Prize.

Peneliti yang tanggal lahirnya sama dengan saya ini (😊), akhirnya “membayar lunas” KETIDAK-BERUNTUNGAN abangnya yang dijuluki “lelaki yang tidak beruntung”..

#KisahVincristineVinblastine
#KisahObat
.

Gambar mungkin berisi: 1 orang, teks
https://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini