Proses Sterilisasi Suhu Rendah (115°C) dan Validasinya

Sterilisasi suhu rendah merupakan hal yang relatif baru dibandingkan dengan sterlisasi suhu panas dengan suhu 121 derajat selama kurang lebih 15 menit menggunakan autoklaf. Pada tulisan kali ini akan dijelaskan detail mengenai cara sterilsiasi dengan suhu rendah 115 derajat celcius dimana ini merupakan sterlisasi suhu rendah.

sterilisasi suhu rendah farmasi
sterilisasi suhu rendah farmasi

Sterilisasi adalah proses penting di banyak industri, termasuk industri farmasi, produksi makanan, dan obat-obatan. Meskipun metode sterilisasi suhu rendah sering digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas, perlu diketahui bahwa metode ini mungkin tidak efektif dalam semua kasus.

Beberapa mikroorganisme mungkin resisten terhadap sterilisasi suhu rendah, yang berarti metode sterilisasi alternatif mungkin perlu digunakan. Selain itu, kondisi sterilisasi yang optimal dapat bervariasi tergantung pada jenis bahan tertentu yang disterilkan dan jenis mikroorganisme yang ditargetkan.

Selain itu, hanya mengandalkan indikator biologis seperti Bacillus subtilis (Bacillus atrophaeus) ATCC 5230 untuk memvalidasi keefektifan sterilisasi suhu rendah mungkin tidak selalu cukup. Meskipun indikator ini biasanya digunakan dalam proses validasi, indikator tersebut mungkin tidak secara akurat mencerminkan keefektifan sterilisasi dalam semua kasus. Faktor lain seperti biofilm atau kontaminan lainnya dapat mempengaruhi efektivitas sterilisasi.

Pengertian Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses kritis yang menghilangkan, membunuh, atau menonaktifkan semua bentuk kehidupan dan agen biologis yang ada di permukaan atau bahan. Proses ini memainkan peran penting dalam mencegah penyebaran penyakit menular dalam kesehatan dan laboratorium.

Sterilisasi dapat dicapai melalui berbagai cara, termasuk metode berbasis panas seperti autoklaf, sterilisasi dengan radiasi dan metode berbasis kimia seperti sterilisasi etilen oksida. Pentingnya sterilisasi yang efektif sangat penting apalagi selama pandemi COVID-19, yang menyebabkan peningkatan permintaan alat pelindung diri (APD) dan alat medis steril lainnya.

Tantangan Sterlisasi Suhu Panas

Namun, ada tantangan yang terkait dengan mensterilkan bahan yang peka terhadap panas seperti plastik dan alat elektronik. Metode sterilisasi suhu rendah menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir karena prevalensi bahan ini dalam pengaturan medis dan laboratorium. Kemajuan teknologi telah mengarah pada pengembangan metode sterilisasi suhu rendah baru seperti plasma hidrogen peroksida, radiasi dan sterilisasi ozon.

Dampak sterilisasi yang tidak efektif pakan sangat membahayakan kesehatan. Selain mencegah penyebaran penyakit menular, sterilisasi yang efektif juga berperan dalam mencegah penyebaran bakteri resisten antibiotik. Namun, ada pertimbangan etis seputar penggunaan indikator biologis dalam memvalidasi keefektifan metode tertentu.

Ke depan, kemajuan berkelanjutan dalam teknologi sterilisasi suhu rendah diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan efisiensi dalam praktik medis dan laboratorium. Ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh penyakit menular yang baru muncul akan terus menyoroti pentingnya langkah-langkah sterilisasi yang efektif untuk tahun-tahun mendatang.

Sterlisasi Suhu Rendah

Semua proses sterilisasi harus divalidasi. Validasi sterilisasi suhu rendah dilakukan dengan menggunakan Bacillus subtilis (Bacillus atrophaeus) ATCC 5230. Strip dan ampul yang mengandung spora B. subtilis disterilkan dengan beban media yang sama dengan validasi autoklaf normal. Setiap strip mengandung 1×106 spora.

Skrip spora diinkubasi dalam media digest kasein kedelai pada suhu 35°C selama tujuh hari. Pertumbuhan tidak boleh diamati untuk proses sterilisasi yang valid. Pertumbuhan indikator biologis ditunjukkan oleh kekeruhan.


Kekeruhan – Sterilisasi yang tidak benar
Tidak ada kekeruhan – Sterilisasi yang tepat

Jika ampul Bacillus subtilis digunakan sebagai indikator biologis maka media harus dilepaskan dari umbi untuk pertumbuhan spora. Ampul juga diinkubasi pada suhu 35°C selama tujuh hari dan diamati perubahan warna ampul.

Kesimpulan dan ringkasan

  • Sterilisasi suhu rendah digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas di bawah 121°C.
  • Media biakan tertentu disterilkan pada suhu 115°C dan tekanan 10 psi untuk menghindari degradasi bahan yang peka terhadap panas.
  • Sterilisasi pada suhu 115°C membutuhkan waktu lebih lama daripada pada suhu 121°C untuk membunuh mikroorganisme secara efektif.
  • Validasi sterilisasi suhu rendah dilakukan dengan menggunakan Bacillus subtilis (Bacillus atrophaeus) ATCC 5230 sebagai indikator biologis.
  • Sterilisasi yang tepat ditunjukkan dengan tidak adanya pertumbuhan dan kekeruhan pada strip spora atau ampul.

Sumber

https://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini