Berikut tulisan Prof Zullies Ikawati (Guru Besar Fakultas Farmasi UGM) yang ditulis di laman Pribadi Facebook mengenai Vaksin Moderna.
Setelah semalam saya live di Metro TV dengan Wamenkes Dr Dante, satu hal yg mengemuka adalah wacana/rencana akan digunakannya vaksin Moderna sebagai suntikan ke 3 untuk para nakes, untuk meningkatkan proteksinya terhadap Covid, apalagi dengan adanya berbagai varian baru seperti varian delta. Beberapa orang mulai menjapri saya meminta komentar saya terkait hal itu.
SEPERTI APA SIH VAKSIN MODERNA?
Vaksin Moderna adalah salah satu vaksin Covid yg menggunakan platform mRNA, sama seperti Pfizer. Dijual di bawah nama merek Spikevax, vaksin ini dikembangkan oleh Moderna , Amerika Serikat Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi (NIAID) dan Biomedical Advanced Research and Development Authority (BARDA). Vaksin ini digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas, dirancang untuk diberikan sebagai dua dosis 0,5 mL, yang diberikan melalui injeksi intramuskular dengan interval 29 hari. Hasil uji klinik menyebutkan bahwa efikasi vaksin ini adalah 94,1 % jika digunakan dalam 2 dosis lengkap. Baru-baru ini, pihak Moderna mengklaim juga bahwa vaksinnya dapat menghasilkan efek netralisasi terhadap beberapa varian virus SARS-COV2, termasuk beta, delta, eta dan kappa. Namun tentu perlu ditunggu hasil penelitian yang lebih pasti terkait klaim ini. Dari aspek keamanan, tidak ada yang terlalu menjadi concern, di mana kejadian KIPI pada vaksin ini masih normal dan merupakan reaksi wajar dari vaksinasi, seperti lelah, nyeri otot, demam, dll.
BAGAIMANA JIKA DIBERIKAN SEBAGAI SUNTIKAN KE 3 DARI VAKSIN LAIN?
Menurut saya pribadi, pemberian vaksin Moderna kepada para nakes adalah hal yang baik-baik saja, mengingat tenaga kesehatan memang merupakan garda terdepan dengan risiko tinggi yang harus mendapatkan proteksi lebih baik. Hanya saja, menurut saya, pemberian itu bukanlah sebagai suntikan ke 3, tetapi adalah vaksin yang baru sebagai VAKSIN KEDUA, karena platformnya juga beda dengan Sinovac atau AZ, dan tetap perlu diberikan 2 DOSIS untuk memberikan efek proteksi maksimal. Kita ketahui bahwa para nakes sudah mendapatkan vaksin Sinovac mungkin sekitar 5-6 bulan yang lalu (sebagai penerima vaksin prioritas pertama), yang mungkin saja kekebalan yang diperoleh dari vaksin tersebut ada yang sudah mulai berkurang. Sejujurnya kita belum tahu secara pasti, berapa lama kekebalan akibat vaksin itu dapat bertahan. Jadi, pemberian vaksin Moderna ini bisa disebut sebagai pemberian vaksin kedua, yang diharapkan akan meningkatkan proteksi sejawat tenaga kesehatan terhadap COVID, dengan efikasi yang lebih tinggi terutama pada varian baru. Tentunya nanti perlu diperhitungkan dahulu jeda antara vaksinasi sebelumnya dengan vaksin Moderna ini, dan perlu diatur untuk pelaksanaannya, karena kita masih punyak banyak PR terhadap masyarakat yang bahkan belum divaksinasi sama sekali. Sampai saat ini cakupan vaksinasi belum sampai 10% utk yang mendapatkan vaksinasi lengkap. Itu juga harus dikejar.
APA YANG PERLU DIPERHATIKAN TTG VAKSIN MODERNA?
Ada satu technical concern terkait vaksin Moderna terkait dengan fasilitas penyimpanan dan distribusinya, yang membutuhkan suhu minus 20 derajat. Tentunya hal ini sudah harus diperhitungkan dan disiapkan oleh lembaga penyedia layanan vaksin, jangan sampai vaksin rusak akibat distribusi dan penyimpanan yang tidak memenuhi syarat, sehingga akhirnya tidak berefek maksimal. Demikian sekilas tanggapan saya tentang vaksin Moderna yang katanya akan digunakan sebagai “suntikan ketiga” para nakes. Semoga memberikan yang terbaik dalam penanganan pandemi COVID di Indonesia. Salam sehat.Informasi tentang vaksin Moderna dapat dicek di sini: https://www.cdc.gov/…/info-by…/moderna/moderna-faqs.html
sumber: https://web.facebook.com/zullies.ikawati/posts/10226317309381803