Pada kesempatan kali ini saya akan menulis mengenai prinsip kerja secara umum, belum menulis lagi tentang topik farmasi industri.
Selamat Menikmati
Selama ini kita sering melihat orang bekerja multitasking (beberapa pekerjaan sekaligus) dan tampaknya sangat produktif. Bahkan beberapa orang membanggakan dengan berkata “Saya adalah multitasker, bekerja dengan banyak hal dalam waktu bersamaan sehingga menghasilkan banyak pekerjaan dalam waktu singkat”. Akan tetapi berbagai studi menunjukkan dengan kelam bahwa multitasking itu sebenarnya sangat merugikan produktivitas (dapat dilihat infografis dibawah ini).
Fenomena multitasking ini sangat terasa pada zaman sekarang ini karena adanya internet, smartphone, tablet dan komputer menimbulkan fenomena yang disebut distraction economy. Berdasarkan infografis diatas, rata-rata orang tiap hari mengecek smartphone mereka sampai dengan 150 kali sehari. Sehingga ketika kita kerja selalu ada gangguan notifikasi, timeline dan story di media sosial. Multitasker yang bekerja justru akan menurunkan produktivitas sampai dengan 40%. Selain produktivitas menurun risiko kesalahan meningkat sampai dengan 50%.
Data menunjukkan bila kita bekerja sehari-hari dengan kebiasaan multitasking, mengecek smartphone sambil kerja, browsing internet sambil kerja dalam jangka panjang justru akan menurunkan IQ kita sampai dengan 15 poin. Pertanyaannya mengapa bekerja multitasking membuat tidak produktif ? Karena bekerja multitasking ini berlawanan dengan cara kerja otak kita. Otak manusia bekerja secara sequensial (bekerja dengan berurutan) dalam satu waktu. Bekerja dengan multitasking “melawan” cara alamiah manusia dalam berpikir dan bekerja, akhirnya hasil bekerja tidak maksimal. Studi neurologis menunjukkan bahwa kerja otak berurutan dan tidak bisa bekerja secara pararel. Bila bekerja dengan multitasking otak akan kebingungan karena memang otak manusia tidak dirancang untuk melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan.
Anehnya multitasking ini semakin banyak kita temukan. Adanya fenomena ini dikarenakan masifnya penetrasi smartphone. Boleh dibilang setiap orang sekarang ini mempunyai smartphone yang didalamnya terdapat fasilitas internet, media sosial dan notifikasi real time yang sangat menggoda sekali untuk dibuka. Smartphone ini bahkan menjadi “candu” sendiri bila tidak mampu mengendalikan sehingga akhirnya mengganggu ritme bekerja. Mengecek smartphone ini kebiasaan membaca dengan melompat-lompat ini dalam jangka panjang akan merusak konsentrasi. Smartphone ini membuat distraksi yang sangat mengganggu sehingga menurunkan produktivitas.
Jadi apa yang harus kita lakukan? Mungkin kita tidak bisa 100% melepaskan distraksi notifikasi dari smartphone, akan tetapi kita bisa membatasinya dalam level yang tidak mengganggu produktivitas. Ada 2 saran yang bisa kita lakukan:
- Matikan smartphone / menyetel smartphone dalam mode terbang pada jam-jam tertentu sewaktu bekerja.
Misalnya kita bekerja dari jam 7.30 -16.00 dan misal load pekerjaan puncak kita dari jam 8.00 – 10.00 , maka pada jam tersebut kita matikan smartphone kita sehingga akan fokus dalam bekerja. - Kurangi aplikasi media sosial di smartphone dan kurangi mengikuti grup-grup WhatsApp
Seringkali banyaknya pertemanan dan lingkar sosial yang dibuat seseorang berbanding lurus dengan banyaknya ajakan untuk masuk dalam grup chatting WhatsApp. Disatu sisi bagus karena merupakan media komunikasi khusus, akan tetapi lebih banyak mudharatnya bila setiap menit terdapat beberapa notifikasi yang teralu sering di smartphone sehingga mendistraksi. Langkah yang bisa dilakukan alat menyetel mute notifikasi pada grup-grup yang dirasa tidak terlalu penting.
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt