Krim adalah salah satu sediaan topikal (aplikasi pada kulit) yang sebagian besar bahannya adalah air/fase air. Karena sebagian besar bahannya berupa fase air maka apilkasi pada kulit relatif nyaman karena tidak lengket. Di industri farmasi biasanya line produksi krim dengan salep kulit jadi satu karena secara proses dan alat mirip. Proses pembuatannya secara garis besar yaitu penimbangan, pencampuran, pengemasan primer dan pengemasan sekunder. Secara prinsip pencampuran krim adalah adanya fase air dan fase minyak. Set perangkat mixer biasanya telah dilengkapi dengan pot air, pot minyak, mixer utama dan homogenizer/ultraturrax. Agar lebih mudah dalam penjelasan berikut saya coba jelaskan dengan formula. Formula dan langkah pembuatan krim saya ambil dari buku Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations, Semisolid Products. Saya ambil contoh produk krim Miconazole Nitrate 2%.
- Penimbangan
Penimbangan dilakukan sesuai dengan Bill Of Material di Batch record. Penimbangan terdiri dari Miconazole Nitrate sebagai bahan aktif, tefose 63, Labrafil M, mineral oil dan BHA. - Pencampuran
Pencampuran dilakukan pada mesin Vacuum Mixer Homogenizer semi otomatis. Mesin ini mempunyai water pot, oil pot, dan main tank. Fase air seperti air murni dilarutkan dalam water pot. Fase minyak seperti tefose 63, labrafil M dan mineral oil dilarutkan dalam oil pot. Setelah masing-masing larutan dalam pot larut kemudian ditarik ke dalam main tank untuk dicampur dan dihomogenkan mengunakan homogenizer. Skematik pembuatannya adalah sebagai berikut :
Masa hasil pencampuran disimpan di ruang karantina sembari menunggu pemeriksaan kadar oleh bagian laboratorium.Berikut video yang saya buat untuk menjelaskan vacuum mixer homogenizer
https://www.youtube.com/watch?v=VjfljNQA8_I&feature=youtu.be
- Pengisian ke dalam kemasan Primer
Setelah masa hasil pencampuran memenuhi syarat pengujian maka masa tersebut diisikan ke dalam kemasan primer berupa tube alumunium. Pengisian menggunakan mesin pengisi semi otomatik. - Pengemasan Sekunder
Pengemasan sekunder dilakukan dengan memasukkan tube ke dalam dus. Dus biasanya individual dimana 1 dus isi 1 tube. Pengisian tube ke dalam dus ini bisa manual ataupun menggunakan mesin otomatis. - Pengemasan Tersier
Pengemasan tersier dilakukan dengan memasukkan dus kedalam karton box. Sebelum dimasukkan setiap dus dilakukan penimbangan untuk mengecek beratnya apakah sesuai dengan standar atau tidak. Bila sudah memenuhi standar maka dimasukkan ke dalam box. Bila box sudah penuh dilakukan penimbangan untuk mengecek kesesuaian beratnya. - Pengiriman ke Gudang
Sesudah semua box dalam 1 batch memenuhi maka dikirimkan ke gudang distribusi.
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt