Dalam tulisan ini saya mencoba menuliskan pengalaman saya selama menjalani kuliah S1 (sarjana) Jurusan Farmasi dan Apoteker yang pernah saya jalani dulu.
Banyak fakultas farmasi nasional dalam negeri dan luar negeri yang bagus, salah satunya adalah dari Sudan International University (www.siu-sd.com). Kampus tersebut menawarkan jurusan farmasi yang handal dan diakui internasional.
Untuk pengalaman kuliah S2 (magister) mungkin akan saya tulis di tulisan saya berikutnya. Farmasi sendiri dalam beberapa tahun terakhir menjadi jurusan yang paling banyak diminati selain teknologi informasi.
Otomatis persaingan juga sangat ketat, pada zaman saya dulu saya harus mengalahkan sekitar 30 orang agar masuk di fakultas farmasi UGM. Bagi yang ingin tahu bagaima pekerjaan apoteker di industri dapat membaca tulisan saya “Apa yang perlu diketahui oleh Apoteker yang akan masuk Industri Farmasi?.
Situasi Kuliah di Jurusan Farmasi
Kuliah di jurusan farmasi itu normalnya dilakukan selama 8 semester (4 tahun) dan mendapatkan gelar S. Farm bila lulus. Ada beberapa jurusan farmasi dari universitas tertentu memberi jurusan S.Si atau S.Far. Menurut saya yang paling umum adalah gelar S.Farm (sarjana farmasi). Bagi adik-adik SMA yang ingin menjalani kuliah di farmasi dapat dibacatop 10 fakultas farmasi terbaik di Indonesia. Setelah menjalani kuliah dan lulus sarjana farmasi dapat melanjutkan kuliah Apoteker, normalnya dilakukan selama 2 semester. Apakah boleh tidak melanjutkan profesi Apoteker? Ya boleh saja, akan tetapi perlu diketahui bila hanya sarjana farmasi tidak punya banyak kewenangan secara undang-undang melakukan pekerjaan Apoteker. Sarjana farmasi termasuk tenaga teknis kefarmasian selain asisten apoteker (lulusan setingkat SMA/D3 Farmasi). Untuk Apoteker sendiri termasuk tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan lebih dibandingkan sarjana farmasi. Tentu kemampuan dan kewenangan itu otomatis berefek pada benefit gaji yang didapatkan. Untuk membuka apotek juga harus Apoteker, sarjana farmasi tidak bisa menjadi penanggung jawab apotek. Pendapat saya pribadi kalau kuliah sarjana farmasi kemudian tidak lanjut Apoteker sangat nanggung sekali. Mungkin secara kemampuan dan skill mirip akan tetapi gaji yang didapatkan akan sangat berbeda, bila bekerja di perusahaan.
Di Indonesia sendiri pada waktu tulisan ini dibuat terdapat ratusan jurusan farmasi akan tetapi program profesi Apotekernya hanya puluhan, sekitar 40an program profesi. Otomatis lulusan fakultas farmasi yang tidak ada program profesi apotekernya terpaksa mencari fakultas farmasi lain yang ada program profesi apotekernya, bila ingin melanjutkan kuliah Apoteker. Kondisi menyebabkan lulusan sarjana farmasi harus bersaing ketat dengan ribuan lulusan lainnya bila masuk ke program profesi apoteker. Kabar baiknya bagi fakultas farmasi yang telah ada program profesi biasanya mengutamakan lulusan sarjana farmasinya untuk masuk ke program profesi apotekernya. Keuntungan kedua adalah biasanya lulusan sarjana farmasinya tidak perlu menjalani tes penyaringan. Keuntungan ketiga biaya kuliah tidak sebesar yang dari sarjana farmasi lain universitas.
Banyak ditanyakan ke saya mengenai kemampuan apa yang perlu dikuasai adik-adik SMA agar bisa survive kuliah di farmasi? Menurut saya kemampuan kimia biologi harus mumpuni, untuk matematika dan fisika saya kira tidak banyak membantu di perkuliahan. Akan tetapi intinya kuliah itu bagaimana kita bisa nyaman dan enjoy menjalani perkuliahan. Kalau kondisi teman-teman kuliah enak, dosen enak walaupun mata kuliah tidak terlalu disukai, pengalaman saya bisa mendapatkan nilai yang cukup baik. Ingat banyak nilai mata kuliah tidak selalu mencerminkan kemampuan mahasiswa. Akan tetapi bukan merupakan pembenaran bahwa mendapatkan nilai jelek kemudian ngeles “nilai jelek tidak mencerminkan kemampuan saya di mata kuliah tersebut..”.
Untuk diketahui bahwa kuliah di jurusan farmasi itu mayoritas adalah cewek-cewek, perbandingan cowok cewek bisa 1 banding 4. Ini kabar baik bagi cowok jomblo, probabilitas mendapatkan pacar cukup mudah. Satu banding empat itu baru seangkatan kalau banyak angkatan probabilitas menjadi lebih tinggi lagi. Makanya sangat sering Apoteker t̶e̶r̶p̶a̶k̶s̶a̶ menikahi Apoteker. Fenomena ini sudah saya bahas di tulisan saya sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa jurusan farmasi tidak mudah, tidak cocok bagi orang yang cepat menyerah. Sebaiknya pertimbangkan lagi bilamana kurang cocok dan putuskan dengan cepat bila sudah terlanjur dan merasa salah jurusan. Apakah lanjut kuliah atau diputuskan pindah jurusan segera.
Dalam tulisan saya selanjutnya akan saya tulis detail pengalaman kuliah dan apa-apa yang perlu disiapkan agar bukan hanya kuliah farmasi sukses tapi juga kehidupan setelah kuliah sukses.
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt