Emulsi adalah sistem cairan terdispersi yang mengandung minimal 2 cairan yang tidak tergabung, seperti contoh minyak dan air. Salah satu cairan terdispersi sebagai globul kecil ke cairan satunya. Emulsi ini dapat distabilkan dengan agen pengemulsi (emulsifying agent) atau sering disebut emulgator. Menurut farmakope edisi VI Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
Contoh sediaan farmasi yang digunakan untuk anak-anak adalah bentuk emulsi dengan rasa segar dan menarik. Lalu bagaimana larutan dengan bahan dasar air dapat bercampur dengan minyak ? Bagaimana membuat larutan tersebut stabil ?
Proses pembentukan emulsi disebut dengan emulsifikasi.
Daftar Isi
Sistem Emulsi
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi air dalam minyak. Emulsi memiliki fase terdispersi biasanya dalam ukuran antara 0,1 dan 100 µm. Mikroemulsi mempunyai fase terdispersi berukuran kurang dari 0,1 µm. Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetes kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati antar permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan dengan membuat batas fisik di sekeliling partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi selama pencampuran.
Tipe Dasar Emulsi
Terdapat 2 tipe dasar emulsi yaitu:
- Emulsi Minyak dalam Air (Oil in Water), O/W
- Emulsi air dalam minyak (Water in Oil), W/O
Bila berdasarkan pada ukuran partikel, emulsi farmasi dapat dibedakan menjadi :
- Emulsi Makro (ukuran droplet lebih dari 10 mm)
- Emulsi Mini (ukuran droplet 0,1-10 µm)
- Emulsi Mikro (ukuran droplet 100-600 nm)
- Emulsi Nano (ukuran dibawah 100 nm)
Emulsi dapat dibedakan berdasarkan pemberiannya ke pasien :
- Emulsi Oral contoh castor oil/oleum ricini, liquid paraffin
- Emulsi eksternal contoh Krim
- Emulsi Parenteral contoh Vitamin
- Emulsi Rektal contoh enema
Emulsi Minyak dalam Air
Emulsi minyak dalam air (O/W) mengandung droplet minyak yang terdispersi dalam bentuk globul dalam fase air. Emulsi minyak dalam air biasanya terbentuk dalam fase air lebih dari 45% total berat. Emulsi ini terdiri dari juga sodium lauril sulfat dan gliseril mono stearat.
Minyak yang akan diberikan pada pasien biasanya diformulasikan dalam emulsi minyak dalam air. Emulsi ini tidak berminyak dan mudah dihilangkan dari permukaan kulit. Dapat diberikan secara eksternal pada kulit untuk memberikan sensasi pendinginan dan juga untuk menutupi rasa pahit obat.
Obat yang mudah larut dalam air lebih mudah keluar dari emulsi minyak dalam air. Emulsi minyak dalam air bila diukur daya hantar listriknya akan mempunyai nilai positif karena fase eksternal air merupakan konduktor yang baik bagi listrik.
Emulsi Air dalam Minyak
Emulsi air dalam minyak (W/O) mengandung droplet air yang terdispersi dalam bentuk globul dalam fase minyak. Emulsifier lipofilik digunakan untuk membentuk emulsi W/O. Biasanya emulsi ini juga terdiri dari palmitate, sorbitan esters (Spans), cholesterol, dan wool fats (minyak wol).
Emulsi Multiple/Berganda
Emulsi multiple adalah emulsi dimana terdapat droplet fase yang terdispersi ke emulsi lainnya. Terdiri dari :
- Air dalam minyak dalam air / (w1/o/w2) emulsion
- Minyak dalam air dalam minyak/(o1/w/o2) emulsion
Proses emulsifikasi emulsi W/O menggunakan surfaktan yang dapat larut dalam air. Surfaktan ini akan menstabilkan fase minyak yang terdispersi. Emulsi o/w/o merupakan emulsi berganda yang terdiri dari droplet kecil minyak terdispersi dalam minyak dari emulsi minyak dalam air.
Emulsi W/O/W dan O/W/O digunakan untuk sistem penghantaran obat sustained release atau delayed released. Emulsi berganda ini dapat digunakan untuk enkapsulasi peptida/protein dan obat hidrofilik.
Emulsi Mikro
Emulsi mikro atau microemulsion secara termodinamik stabil dalam jangka waktu lama. Emulsi tipe ini dapat didispersikan pada emulsi o/w atau w/o. Emulsi mikro dapat digunakan untuk meningkatkan bioavabilitas dari obat yang sukar larut dalam air dengan cara memasukkannya dalam fase minyak.
Kerusakan-kerusakan pada emulsi
Kerusakan stabilitas emulsi sehingga menyebabkan tidak stabil yaitu :
- Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, yaitu satu bagian mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Bersifat reversibel, artinya jika dikocok perlahan akan terdispersi kembali
- Koalesensi dan cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki kembali). a. Peristiwa kimia : seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan elektrolit CaO, CaCl2 eksikatus, NaCl. b. Peristiwa fisika : seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan. c. Peristiwa niologis : seperti fermentasi bakteri, jamur, atau ragi.
- Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi w/o menjadi o/w secara tiba-tiba atau sebaliknya. Bersifat irreversible
- Oswald Ripening : Merupakan suatu jalan untuk menuju ke sebuah koalesens(penggabungan tetes terdispersi).
- Flokulasi : Kerusakan ini terjadi akibat lemahnya gaya tolak menolak (potensialzeta) antara tetes-tetes terdispersi, sehingga mengakibatkan tetesterdispersi tersebut saling berdekatan. Hal ini dapat diatasi juga dengan pengocokan, namun untuk mencegah terjadinya pelekatan yang kuat, makaditambahkan koloid pelindung (musilago) untuk melindungi permukaantetes terdispersi tersebut, jadi akan mudah terlepas saat dikocok.
Keuntungan dari Emulsi
Keuntungan dari obat dengan sediaan emulsi antara lain :
- Sediaan emulsi dapat untuk penghantaran obat yang sukar larut dalam air tapi larut dalam minyal. Digunakan emulsi tipe O/W dimana obat terdisolusi dalam fase minyak.
- Emulsi dapat digunakan untuk menutupi rasa obat yang pahit. Obat dilarutkan dalam emulsi tipe O/W. Fase internal berupa minyak dengan obat yang pahit, fase eksternal air berisi pemanis.
- Obat yang stabil dalam dase minyak dapat ditingkatkan stabilitasnya dalam bentuk sediaan emulsi.
- Emulsi intravena dapat digunakan untuk membantu diagnosis
- Emulsi dapat digunakan untuk memperpanjang rilis obat (terutama emulsi semisolid) sehingga dapat memberikan rilis tertunda. Fase minyak dapat sebagai cadangan obat, yang secara perlahan terpartisi dalam fase air untuk absorbsi.
- Nutrient penting seperti karbohidrat, minyak dan vitamin dapat diemulsifikasikan dan dapat diberikan pada pasien melalui injeksi intravena.
- Emulsi dapat diberikan pada pasien yang kesulitan menelan.
- Emulsi dapat menjaga obat dari reaksi oksidasi atau hidrolisis sehingga obat lebih stabil
- Emulsi secara luas diformulasikan eksternal seperti untuk losion, krim dan liniment
Kerugian dari Emulsi
- Emulsi secara termodinamik tidak stabil dan perlu diformulasikan untuk menstabilkan emulsi sehingga tidak terpisah.
- Sediaan emulsi mungkin lebih susah dalam pembuatan
- Kondisi penyimpanan mungkin akan mempengaruhi stabilitas
- Sediaan relatif besar, memakan ruangan, lebih berat, sukar dalam transportasi dan risiko pecah dari kemasannya
- Lebih berisiko kontraminasi mikroba yang dapat menyebabkan emulsi pecah
- Karena berbentuk sediaan cair pemberian ke pasien bisa jadi tidak akurat karena tergantung pengukuran volume oleh pasien.
Contoh obat / suplemen emulsi adalah Scot emulsion, Laxadine Emulsi 60 ml, TJ Joy bee, Kompola Emulsi 60 ml,Cavicur emulsi sirup 60 ml, Curcuma plus emulsi, Elkana CL Emulsi 120 ml dan lain-lain
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M. Farm.,Apt
Referensi:https://www.pharmapproach.com/advantages-and-disadvantages-of-pharmaceutical-emulsions/