Obat tradisional jamu dan milienal adalah kata yang jarang digabungkan dalam berbagai media dan pembicaraan.
Obat tradisional Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan istilah jamu tradisional Indonesia. Jamu konotasinya adalah kuno dan tidak modern, tidak cocok dengan kondisi sekarang yang serba canggih.
Menurut saya jamu untuk sekarang ini harus berubah dari orientasi produk ke orientasi konsumen. Pada jaman dahulu obat jamu dibuat perusahaan dengan menmfokuskan pada keunggulan produk, sebenarnya tidak salah-salah amat. Akan tetapi hal seperti itu sekarang ini tidak cukup.
Jamu harus dibuat dengan kebutuhan dari konsumen yang mengonsumsinya. Konsumen sekarang terutama anak muda milenial tidak begitu peduli dengan produk jamunya. Tidak terlalu peduli dengan khasiat akan tetapi lebih kepada penampilan produk, lifestyle yang cocok dengan mereka.
![jamu modern](https://i0.wp.com/farmasiindustri.com/wp-content/uploads/2021/07/jamu-modern-1.png?resize=509%2C303&ssl=1)
Kita lihat bagaimana branding cafe Star*uck, dia sebenarnya menjual branding lifestyle kopi. Kopi digunakan sebagai kendaraan dalam penjualan bisnisnya. Untuk sekarang ini jamu harus dijual dengan CARA YANG LAIN mengutamakan branding-lifestyle.
Perusahaan jamu harus fokus kepada :
- Packaging yang bagus
- Nama dan branding yang sesuai dengan lifestyle modern
- Jangan fokus kepada khasiat tapi lebih ke rasa penampilan
- Bentuk sediaan modern, misalnya minuman kekinian bukan bentuk konvensional
Sebaiknya Jamu tidak
- Menjual jamu dalam bentuk lama seperti serbuk, minuman botol tradisional
- Terlalu fokus kepada khasiat dan jualan utamanya menyembuhkan
- dijual dengan cara tradisional, harusnya dibentuk bentuk yg lebih kekinian misal dalam bentuk cafe, truk modern
- Jamu itu enak tidak pahit, bau wangi
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M. Farm.,Apt