10 Tips untuk Analisis HPLC di Industri Farmasi

HPLC (High Performance Liquid Chromatography) adalah salah satu teknik analisis yang banyak digunakan di industri farmasi. HPLC dapat mengidentifikasi, memisahkan, dan mengukur konsentrasi zat-zat kimia dalam suatu larutan campuran dengan tingkat sensitivitas, selektivitas, presisi, dan akurasi yang tinggi.

analisis hplc

Namun, dalam melakukan analisis HPLC, seringkali terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat mengganggu kinerja sistem, kualitas hasil, dan efisiensi waktu. Kesalahan-kesalahan ini dapat berasal dari berbagai faktor, seperti fase gerak, pompa, injektor, kolom, detektor, atau metode analisis. Oleh karena itu, penting bagi analis HPLC untuk mengetahui cara mencegah, mendeteksi, dan mengatasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

10 Tips untuk Analisis HPLC di Industri Farmasi

Berikut adalah 10 tips yang dapat membantu Anda dalam melakukan analisis HPLC di industri farmasi

  • Tip 1: Pilih kolom yang sesuai dengan tujuan analisis. Kolom adalah komponen utama dalam HPLC yang berfungsi sebagai media pemisahan zat-zat dalam larutan. Kolom memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti ukuran partikel, ukuran pori, luas permukaan, jenis fase diam, dan lain-lain. Pilih kolom yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan zat-zat yang akan dianalisis, seperti polaritas, ukuran molekul, kelarutan, dan lain-lain. Gunakan pendekatan toolkit untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan pemisahan yang sesuai dengan aplikasi yang diteliti.
  • Tip 2: Sesuaikan parameter-parameter yang mempengaruhi selektivitas. Selektivitas adalah kemampuan HPLC untuk membedakan zat-zat yang mirip atau memiliki waktu retensi yang hampir sama. Parameter-parameter yang mempengaruhi selektivitas antara lain: profil gradien, jenis dan konsentrasi aditif atau modifikator, dan jenis fase diam. Ubah parameter-parameter ini untuk mendapatkan kondisi pemisahan yang optimal dan stabil.
  • Tip 3: Gunakan teknik penilaian visual untuk mengevaluasi kinerja kolom. Teknik penilaian visual adalah teknik yang menggunakan grafik untuk menunjukkan hubungan antara parameter-parameter HPLC, seperti tekanan, waktu retensi, luas puncak, dan lain-lain. Teknik ini dapat membantu Anda untuk mengetahui kondisi kolom, seperti efisiensi, resolusi, kapasitas, dan lain-lain. Gunakan teknik ini untuk memantau kinerja kolom dan mengambil tindakan yang diperlukan jika terjadi penurunan kinerja.
  • Tip 4: Atur detektor UV dengan benar. Detektor UV adalah detektor yang paling sering digunakan dalam HPLC, karena dianggap mudah digunakan dan menghasilkan data yang berguna. Namun, terkadang detektor UV juga membutuhkan penyesuaian untuk mendapatkan baseline, sensitivitas, dan reproduksi yang lebih baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengatur detektor UV antara lain: jenis dan volume sel detektor, lebar celah, panjang gelombang, dan bandwidth. Sesuaikan parameter-parameter ini sesuai dengan karakteristik zat-zat yang akan dianalisis, seperti absorbansi, konsentrasi, dan spektrum UV.
  • Tip 5: Perhatikan pengaruh pelarut sampel terhadap HPLC. Pelarut sampel yang digunakan dalam persiapan sampel HPLC dapat mempengaruhi bentuk puncak dan waktu retensi HPLC. Hal ini disebabkan oleh adanya efek solvating, yaitu perbedaan afinitas antara pelarut sampel dengan fase gerak dan fase diam. Efek solvating dapat menyebabkan puncak menjadi tailing (mengecil di bagian depan) atau fronting (mengecil di bagian belakang). Untuk menghindari efek solvating, gunakan pelarut sampel yang kompatibel dengan fase gerak dan fase diam, atau kurangi volume injeksi sampel.
  • Tip 6: Bersihkan sistem HPLC secara berkala. Sistem HPLC dapat terkontaminasi oleh zat-zat yang berasal dari larutan, sampel, atau lingkungan. Kontaminasi dapat menyebabkan penurunan kinerja sistem, seperti noise, spike, drift, atau ghost peak pada kromatogram. Untuk mencegah kontaminasi, bersihkan sistem HPLC secara berkala dengan menggunakan larutan pembersih yang sesuai, seperti asetonitril, metanol, asam, basa, atau air. Lakukan pula sanitasi sistem HPLC dengan menggunakan larutan desinfektan, seperti sodium azide, sodium hypochlorite, atau hydrogen peroxide. Buat jadwal dan catatan pembersihan dan sanitasi sistem HPLC yang teratur dan terdokumentasi.
  • Tip 7: Lakukan kalibrasi dan validasi sistem HPLC. Kalibrasi dan validasi sistem HPLC adalah proses untuk memastikan bahwa sistem HPLC dapat menghasilkan data yang akurat, presisi, dan reliabel. Kalibrasi adalah proses untuk menyesuaikan parameter-parameter sistem HPLC, seperti tekanan, suhu, panjang gelombang, dan lain-lain, sesuai dengan standar yang ditetapkan. Validasi adalah proses untuk membuktikan bahwa sistem HPLC dapat memenuhi kriteria dan spesifikasi yang ditetapkan, seperti akurasi, presisi, linearitas, spesifisitas, dan lain-lain. Lakukan kalibrasi dan validasi sistem HPLC secara berkala dengan menggunakan standar dan metode yang sesuai, seperti standar internal, standar eksternal, atau standar referensi. Buat laporan hasil kalibrasi dan validasi yang lengkap dan terdokumentasi.
  • Tip 8: Gunakan metode analisis yang sesuai dengan standar dan validasi. Metode analisis adalah prosedur yang digunakan untuk melakukan analisis HPLC, yang meliputi parameter-parameter seperti fase gerak, kolom, detektor, injektor, kondisi operasional, dan lain-lain. Metode analisis harus sesuai dengan standar dan validasi yang berlaku, seperti USP, BP, EP, JP, atau ICH. Metode analisis juga harus divalidasi sebelum digunakan, untuk memastikan bahwa metode tersebut dapat menghasilkan data yang akurat, presisi, dan reliabel. Jika ada perubahan pada metode analisis, lakukan verifikasi atau validasi ulang terhadap metode tersebut.
  • Tip 9: Ikuti prosedur analisis dengan benar. Prosedur analisis adalah langkah-langkah yang harus diikuti untuk melakukan analisis HPLC, yang meliputi persiapan sampel, persiapan sistem, injeksi sampel, akuisisi data, dan interpretasi data. Ikuti prosedur analisis dengan benar sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang telah ditetapkan. Jangan lakukan improvisasi atau modifikasi yang tidak sesuai dengan SOP. Jika ada kesalahan atau kejadian tidak terduga selama analisis, catat dan laporkan kepada atasan atau pihak yang berwenang.
  • Tip 10: Buat laporan hasil analisis yang lengkap dan terdokumentasi. Laporan hasil analisis adalah dokumen yang berisi data dan informasi yang diperoleh dari analisis HPLC, seperti identitas sampel, metode analisis, parameter sistem, kromatogram, kalkulasi, kesimpulan, dan lain-lain. Buat laporan hasil analisis yang lengkap dan terdokumentasi sesuai dengan format dan persyaratan yang ditetapkan. Jangan lupa untuk mencantumkan sumber data, referensi, dan tanda tangan yang bertanggung jawab.

Kesimpulan

Analisis HPLC adalah teknik analisis yang penting dan kritis di industri farmasi. Analisis HPLC membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi untuk menghasilkan data yang valid dan dapat dipercaya. Dengan mengikuti 10 tips di atas, Anda dapat meningkatkan kinerja sistem, kualitas hasil, dan efisiensi waktu dalam melakukan analisis HPLC.

https://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini