Apa yang perlu di Ketahui Calon Apoteker bila masuk ke Industri Farmasi ?


Industri farmasi adalah salah satu sektor yang menjanjikan bagi para apoteker yang ingin berkarir di bidang ini. Industri farmasi tidak hanya bergerak di bidang produksi obat-obatan, tetapi juga berbagai produk kesehatan lainnya, seperti kosmetik, suplemen, alat kesehatan, dan lain-lain. Industri farmasi juga memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup.

peran apoteker di industri farmasi
peran apoteker di industri farmasi

Namun, menjadi apoteker di industri farmasi tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan dan diketahui oleh apoteker yang ingin masuk ke industri farmasi. Apa saja hal-hal tersebut? Berikut adalah beberapa poin yang perlu Anda ketahui:

1. Pahami Bidang dan Peran Apoteker di Industri Farmasi

Apoteker yang bekerja di industri farmasi dapat memiliki berbagai bidang dan peran yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan dan struktur organisasi perusahaan. Beberapa bidang dan peran yang umum dijumpai adalah:

  • Pemastian Mutu (Quality Assurance/QA): Apoteker di bidang ini bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua produk yang diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan, baik oleh peraturan pemerintah maupun oleh perusahaan itu sendiri. Apoteker QA juga harus memastikan bahwa semua proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur yang benar dan aman, serta melakukan audit internal dan eksternal untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
  • Pengawasan Mutu (Quality Control/QC): Apoteker di bidang ini bertanggung jawab untuk melakukan pengujian dan pengawasan terhadap bahan baku, bahan antara, produk jadi, dan produk yang dikembalikan oleh konsumen. Apoteker QC harus memastikan bahwa semua produk yang dihasilkan oleh perusahaan memenuhi spesifikasi dan kriteria yang ditentukan, serta tidak mengandung cacat atau kontaminasi. Apoteker QC juga harus melakukan validasi metode analisis, kalibrasi alat, dan penyimpanan sampel.
  • Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/RnD): Apoteker di bidang ini bertanggung jawab untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk baru, baik obat-obatan maupun produk kesehatan lainnya. Apoteker RnD harus mampu melakukan studi literatur, desain eksperimen, sintesis, formulasi, uji stabilitas, uji praklinik, dan uji klinik. Apoteker RnD juga harus berkolaborasi dengan tim lintas fungsi, seperti marketing, produksi, QA, QC, dan registrasi.
  • Produksi: Apoteker di bidang ini bertanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi proses produksi produk farmasi, mulai dari tahap persiapan bahan baku, pencampuran, granulasi, pengeringan, pengisian, penyegelan, pelabelan, hingga pengemasan. Apoteker produksi harus memastikan bahwa semua proses produksi berjalan lancar, efisien, dan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Apoteker produksi juga harus melakukan pencatatan dan pelaporan yang akurat dan tepat waktu.
  • Registrasi: Apoteker di bidang ini bertanggung jawab untuk mengurus perizinan dan persyaratan yang diperlukan untuk memasarkan produk farmasi di pasar domestik maupun internasional. Apoteker registrasi harus mengumpulkan dan menyusun data dan dokumen yang dibutuhkan, seperti data kualitas, data klinis, data nonklinis, data farmakologi, data toksikologi, data bioekivalensi, dan lain-lain. Apoteker registrasi juga harus berkomunikasi dengan otoritas kesehatan, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk mengajukan permohonan, memperoleh persetujuan, dan memperbarui status registrasi produk.
  • Marketing: Apoteker di bidang ini bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran produk farmasi, baik secara offline maupun online. Apoteker marketing harus mampu melakukan analisis pasar, segmentasi konsumen, penentuan harga, promosi, distribusi, dan evaluasi. Apoteker marketing juga harus berinteraksi dengan pelanggan, mitra, media, dan komunitas untuk membangun hubungan yang baik dan meningkatkan brand awareness.

Sebagai apoteker yang ingin masuk ke industri farmasi, Anda harus mengetahui bidang dan peran apa yang sesuai dengan minat, bakat, dan kompetensi Anda. Anda juga harus mengetahui persyaratan, tanggung jawab, dan tantangan yang ada di setiap bidang dan peran tersebut. Anda dapat mencari informasi lebih lanjut dari berbagai sumber, seperti internet, buku, majalah, seminar, atau orang-orang yang sudah berpengalaman di industri farmasi.

2. Miliki Sertifikat Kompetensi yang Relevan

Untuk menjadi apoteker di industri farmasi, Anda tidak hanya membutuhkan ijazah sarjana farmasi, ijazah profesi apoteker, dan surat izin praktik apoteker (SIPA), tetapi juga sertifikat kompetensi yang relevan dengan bidang dan peran yang Anda inginkan. Sertifikat kompetensi adalah bukti bahwa Anda memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan standar profesi yang ditetapkan.

Beberapa sertifikat kompetensi yang umum dimiliki oleh apoteker di industri farmasi adalah:

  • Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB): Sertifikat ini diperlukan oleh apoteker yang bekerja di bidang QA, QC, dan produksi. Sertifikat ini menunjukkan bahwa Anda menguasai prinsip-prinsip dan praktik CPOB, yang merupakan pedoman untuk memastikan mutu produk farmasi yang diproduksi oleh industri farmasi. Untuk mendapatkan sertifikat ini, Anda harus mengikuti pelatihan dan ujian yang diselenggarakan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) atau lembaga lain yang ditunjuk oleh BPOM.
  • Sertifikat Cara Uji yang Baik (CUKB): Sertifikat ini diperlukan oleh apoteker yang bekerja di bidang QC dan RnD. Sertifikat ini menunjukkan bahwa Anda menguasai prinsip-prinsip dan praktik CUKB, yang merupakan pedoman untuk melakukan pengujian produk farmasi secara ilmiah, akurat, dan terpercaya. Untuk mendapatkan sertifikat ini, Anda harus mengikuti pelatihan dan ujian yang diselenggarakan oleh IAI atau lembaga lain yang ditunjuk oleh BPOM.
  • Sertifikat Cara Penelitian Klinik yang Baik (CPKB): Sertifikat ini diperlukan oleh apoteker yang bekerja di bidang RnD dan registrasi. Sertifikat ini menunjukkan bahwa Anda menguasai prinsip-prinsip dan praktik CPKB, yang merupakan pedoman untuk melakukan penelitian klinik produk farmasi secara etis, aman, dan berkualitas. Untuk mendapatkan sertifikat ini, Anda harus mengikuti pelatihan dan ujian yang diselenggarakan oleh IAI atau lembaga lain yang ditunjuk oleh BPOM.
  • Sertifikat Cara Distribusi yang Baik (CDB): Sertifikat ini diperlukan oleh apoteker yang bekerja di bidang marketing dan distribusi. Sertifikat ini menunjukkan bahwa Anda menguasai prinsip-prinsip dan praktik CDB, yang merupakan pedoman untuk melakukan distribusi produk farmasi secara efektif, efisien, dan aman. Untuk mendapatkan sertifikat ini, Anda harus mengikuti pelatihan dan ujian yang diselenggarakan oleh IAI atau lembaga lain yang ditunjuk oleh BPOM.

Selain sertifikat kompetensi yang disebutkan di atas, ada juga sertifikat kompetensi lain yang dapat Anda miliki, tergantung pada kebutuhan dan spesialisasi Anda. Misalnya, sertifikat halal, sertifikat ISO, sertifikat GMP, sertifikat HACCP, dan lain-lain. Anda dapat mencari informasi lebih lanjut tentang sertifikat kompetensi yang relevan dengan bidang dan peran Anda di industri farmasi dari berbagai sumber yang terpercaya.

3. Tingkatkan Keterampilan dan Pengetahuan yang Dibutuhkan

Menjadi apoteker di industri farmasi tidak hanya membutuhkan sertifikat kompetensi, tetapi juga keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab Anda dengan baik. Beberapa keterampilan dan pengetahuan yang penting untuk Anda miliki adalah:

  • Keterampilan Komunikasi: Apoteker di industri farmasi harus mampu berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tertulis, dengan berbagai pihak, seperti atasan, rekan kerja, pelanggan, mitra, media, dan komunitas. Apoteker harus dapat menyampaikan informasi, ide, saran, masalah, dan solusi dengan jelas, tepat, dan persuasif. Apoteker juga harus dapat mendengarkan, memahami, dan merespon dengan baik. Selain itu, apoteker harus menguasai bahasa Inggris, baik secara pasif maupun aktif, karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang banyak digunakan di industri farmasi.
  • Keterampilan Analitis: Apoteker di industri farmasi harus mampu melakukan analisis yang baik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, terhadap data dan informasi yang berkaitan dengan produk, pasar, konsumen, dan kompetitor. Apoteker harus dapat mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data dan informasi dengan menggunakan metode, alat, dan teknik yang sesuai. Apoteker juga harus dapat menginterpretasikan, menyimpulkan, dan merekomendasikan hasil analisis dengan logis, kritis, dan kreatif.
  • Keterampilan Teknologi: Apoteker di industri farmasi harus mampu menggunakan teknologi yang berkaitan dengan bidang dan peran mereka, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Apoteker harus dapat mengoperasikan, mengatur, dan memelihara alat-alat yang digunakan untuk produksi, pengujian, penelitian, dan distribusi produk farmasi. Apoteker juga harus dapat menggunakan aplikasi, program, dan sistem yang digunakan untuk pencatatan, pelaporan, pengolahan data, komunikasi, dan pemasaran produk farmasi. Apoteker juga harus mengikuti perkembangan teknologi terbaru yang dapat meningkatkan kinerja dan kualitas produk farmasi.
  • Pengetahuan Farmasi: Apoteker di industri farmasi harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang farmasi, baik teori maupun praktik. Apoteker harus menguasai konsep, prinsip, dan proses yang berkaitan dengan produk farmasi, seperti farmakologi, farmakokinetik, farmakodinamik, biofarmasetika, bioteknologi, biokimia, mikrobiologi, kimia analitik, kimia organik, kimia fisik, kimia medisinal, formulasi, stabilitas, sterilisasi, validasi, dan lain-lain. Apoteker juga harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan produk farmasi, serta mengaplikasikannya dalam pekerjaan mereka.

Untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan, Anda dapat melakukan berbagai hal, seperti membaca buku, jurnal, artikel, dan publikasi ilmiah, mengikuti kursus, seminar, workshop, dan pelatihan, bergabung dengan komunitas, organisasi, atau asosiasi profesional, berdiskusi dengan mentor, kolega, atau ahli, serta melakukan praktik, magang, atau kerja sama dengan industri farmasi.

4. Siapkan Diri untuk Menghadapi Persaingan dan Tantangan

Menjadi apoteker di industri farmasi tidak hanya menawarkan peluang dan manfaat yang besar, tetapi juga persaingan dan tantangan yang tidak kalah besar. Anda harus siap menghadapi persaingan dan tantangan yang ada di industri farmasi, baik dari dalam maupun dari luar. Beberapa persaingan dan tantangan yang mungkin Anda hadapi adalah:

  • Persaingan untuk Mendapatkan Pekerjaan: Industri farmasi adalah industri yang sangat diminati oleh banyak apoteker, karena menawarkan gaji, fasilitas, dan karir yang menarik. Namun, jumlah lowongan pekerjaan di industri farmasi tidak sebanding dengan jumlah apoteker yang mencari pekerjaan di industri ini. Oleh karena itu, Anda harus bersaing dengan banyak apoteker lain yang memiliki kualifikasi, pengalaman, dan prestasi yang sama atau bahkan lebih baik dari Anda. Anda harus menonjolkan diri Anda dengan memiliki sertifikat kompetensi, keterampilan, pengetahuan, dan portofolio yang unggul, serta mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi proses seleksi yang ketat.
  • Persaingan untuk Mempertahankan Pekerjaan: Industri farmasi adalah industri yang sangat dinamis dan kompetitif, yang selalu berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, pasar, konsumen, dan regulasi. Oleh karena itu, Anda harus selalu siap beradaptasi dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan perusahaan, pelanggan, dan masyarakat. Anda harus selalu meningkatkan kinerja dan kualitas Anda, serta menunjukkan loyalitas dan integritas Anda. Anda juga harus siap menghadapi risiko, tekanan, dan konflik yang mungkin terjadi di tempat kerja.
  • Tantangan untuk Meningkatkan Karir: Industri farmasi adalah industri yang menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan karir Anda, baik secara vertikal maupun horizontal. Anda dapat naik jabatan, gaji, dan tanggung jawab, atau Anda dapat pindah bidang, peran, atau perusahaan, sesuai dengan minat, bakat, dan kompetensi Anda. Namun, untuk meningkatkan karir Anda, Anda harus menghadapi tantangan yang tidak mudah, seperti persaingan dengan rekan kerja, persyaratan yang tinggi, tanggung jawab yang besar, dan kesempatan yang terbatas. Anda harus memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas, serta merencanakan dan melaksanakan strategi yang tepat untuk mencapainya.

Untuk menghadapi persaingan dan tantangan yang ada di industri farmasi, Anda harus memiliki sikap dan mental yang positif, kuat, dan tangguh. Anda harus percaya diri, optimis, dan bersemangat, tetapi juga realistis, kritis, dan berhati-hati. Anda harus bersikap profesional, etis, dan bertanggung jawab, tetapi juga fleksibel, kooperatif, dan inisiatif. Anda harus selalu belajar, berkembang, dan berkontribusi, tetapi juga menghargai, mengapresiasi, dan bersyukur.

https://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini