Sirup dan suspensi merupakan sediaan cair larutan farmasi. Walaupun keduanya larutan akan tetapi mempunyai perbedaan. Dalam tulisan ini akan dijabarkan mengenai persamaan dan perbedaan dari kedua jenis larutan tersebut. Sirup yang dimaksud disini adalah sirup farmasi atau yang disebut juga medicated syrup, bukan sirup untuk minuman.
Oleh karena itu, penting bagi apoteker untuk memahami secara mendalam perbedaan-perbedaan ini dengan benar untuk membantu mereka mendidik klien mereka. Bagi pasien mengetahui perbedaan kedua jenis larutan ini juga penting, ini terkait dengan cara penggunaan obat ke pasien yang berpengaruh pada kemanjuran obatnya.
Di bawah ini adalah beberapa perbedaan mendasar dan efeknya pada pasien.
Sirup
Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat
atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan
cair kental yang minimal mengandung 50% sukrosa/gula. Sederhananya, ini adalah partikel obat dari larutan farmasi yang benar-benar larut ke dalam pelarut. Dalam bentuk sediaan, ini adalah solusi paling nyaman untuk pasien yang dalam pemberiaannya tidak perlu dikocok terlebih dahulu.
Terdapat berbagai jenis sirup:
- Sirup batuk
- Sirup flu
- Sirup batuk dan flu
- Sirup penurun demam anak
- Sirup batuk berdahak
- Sirup batuk kering
- Sirup penurun suhu
berikut pengertian Sirup menurut Farmakope Indonesia VI : Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan
sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup atau Sirup Simpleks.
Di sini, partikel obat didistribusikan secara merata dalam volume yang sama di seluruh larutan. Itu berarti dosis yang diberikan berbanding lurus dengan volume larutan. Oleh karena itu, karena homogen lebih mudah pemberian ke pasien.
Keuntungan obat dalam sediaan sirup yaitu merupakan campuran yang homogen, dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan, obat lebih mudah di absorbsi, mempunyai rasa manis, mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak-anak, membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat. Kerugian obat dalam sediaan sirup yaitu ada obat yang tidak stabil dalam larutan, volume bentuk larutan lebih besar, ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup
Ada beberapa sirup obat-obatan yang kental karena konsentrasi gula yang tinggi. Tujuan utama dari konsentrasi gula yang tinggi ini adalah untuk meningkatkan keberterimaan obat ke pasien (palatabilitas oba). Ini paling penting untuk dikonsumsi anak-anak karena tidak terlalu pahit. Di sisi lain, konsentrasi gula yang tinggi dapat membantu mengurangi pertumbuhan mikroorganisme di dalam sirup. Sirup juga cocok diberikan pada orang tua yang kesulitan menelan.
Akan tetapi karena kadar gula yang tinggi sediaan sirup tidak cocok diberikan pada pasien dengan penyakit gula/diabetes.
Sifat-sifat fisik sirup yang dilakukan pengujian di pabrik farmasi antara lain:
- Kekentalan
- Mudah tidaknya dituang
- Warna
- Rasa
- Bobot jenis
- pH
- Efektivitas pengawet
Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau suspensi yang direkonstitusikan dengan sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Jenis produk ini umumnya campuran serbuk yang mengandung obat dan bahan pensuspensi yang dengan melarutkan dan pengocokan dalam sejumlah cairan pembawa (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.
Tidak seperti sirup, sediaan suspensi sama hanya saja partikel obat tidak larut sepenuhnya ke dalam pelarut. Pada sediaan sirup terdapat partikel yang tersuspensi dalam media cairan sehingga cukup sulit bagi partikel obat untuk terdistribusi ke seluruh larutan. Partikel, dalam hal ini, dapat mengalami efek dari beberapa kekuatan eksternal yaitu gravitasi. Akhirnya, larutan akan membentuk dua lapisan berbeda di mana lapisan atas terlihat lebih encer dibandingkan lapisan bawah yang lebih pekat.
Untuk anak kecil, sebagian besar suspensi yang digunakan adalah antibiotik cair. . Apoteker harus mengajari pasien mereka untuk mengocok dengan baik sebelum digunakan saat memberikan obat-obatan ini kepada pasien. Perintah kocok sebelum digunakan harus ada di label atau kemasan obat.
Jika tidak dikocok terlebih dahulu, dosis mungkin tidak bekerja secara efektif seperti yang diharapkan dan akan memiliki dampak yang tidak tepat pada pasien.
Ilmu kefarmasian merupakan ilmu yang luas yang mencakup semua ilmu yang berhubungan dengan kefarmasian atau farmakoterapi. Oleh karena itu perlu seorang apoteker untuk memahami secara rinci sifat dan karakteristik produk farmasi untuk peningkatan hidup sehat di masyarakat
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M. Farm.,Apt