Vaksin, Definisi dan Jenis-jenisnya

Definisi Vaksin

Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. Vaksin dibuat dari bakteri, riketsia, atau virus dan dapat berupa suspensi organisme hidup, fraksi-fraksinya, atau toksoid.

vaksin

Metode Pembuatan

Metode pembuatan vaksin bervariasi tergantung jenis vaksin seperti yang tertera di bawah ini atau dalam masing-masing monografi, dan dirancang untuk mempertahankan sifat antigenisitas yang sesuai, membuat sediaan tidak berbahaya, dan bebas dari kontaminasi senyawa asing. Jika memungkinkan, pembuatan vaksin harus menggunakan lot benih yang sudah ditetapkan dan tidak boleh dibuat dari subkultur benih awal.

Pada waktu pembuatan, dapat ditambahkan penisilin pada setiap tahap pembuatan atau pada produk akhir. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, streptomisin tidak boleh digunakan dalam pembuatan vaksin. Penambahan streptomisin ke dalam biakan sel yang akan digunakan dalam produksi vaksin diperkenankan, tetapi tidak boleh terdeteksi jika biakan sel diinokulasi dengan virus.

Kemampuan vaksin menimbulkan imunitas dapat ditingkatkan dengan penjerapan pada aluminium fosfat, aluminium hidroksida, kalsium fosfat, atau bahan jerap lain seperti yang tertera pada monografi. Zat jerap dibuat dalam kondisi yang dapat memberikan bentuk fisik dan sifat jerap yang tepat. Jika vaksin dikemas dalam wadah dosis ganda, kecuali dinyatakan lain dalam monografi, dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai selain antibiotik pada vaksin steril dan vaksin inaktif, dan penambahannya bervariasi. Pengawet antimikroba tidak ditambahkan pada sediaan vaksin yang akan dikeringkan.

Produk akhir dibagikan secara aseptik ke dalam wadah yang memenuhi syarat dan ditutup kedap untuk mencegah kontaminasi mikroba; atau dibagikan dalam wadah steril, kemudian dibekukeringkan dengan cara yang sesuai untuk mengurangi kadar air hingga tidak lebih dari 2,0% dalam produk akhir, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Wadah kemudian ditutup kedap dalam hampa udara atau dapat diisi gas nitrogen bebas oksigen atau gas inert lain yang sesuai sebelum wadah ditutup kedap untuk menghindari kontaminasi mikroba. Vaksin kering direkonstitusi segera sebelum digunakan.

Jenis-Jenis Vaksin

Vaksin Bakteri

Vaksin bakteri dibuat dari biakan galur bakteri yang sesuai dalam media cair atau padat yang sesuai dan mengandung bakteri hidup atau inaktif atau komponen imunogeniknya. Sediaan berupa suspensi dengan berbagai tingkat opasitas dalam cairan tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, atau berupa sediaan beku kering.

  • Vaksin Bakteri Inaktif: Mengandung bakteri atau komponen imunogenik yang diinaktivasi dengan cara tertentu sehingga sifat antigenisitas dipertahankan.
  • Vaksin Bakteri Hidup: Dibuat dari galur bakteri dengan virulensi yang telah dilemahkan dan mampu merangsang pembentukan kekebalan terhadap galur patogen yang sama atau jenis bakteri yang sifat antigeniknya berhubungan.

Konsentrasi bakteri hidup atau inaktif dari tiap varietas atau jenis bakteri dinyatakan opasitasnya dalam Unit Internasional Opasitas, atau bila sesuai dengan menghitung jumlah sel langsung, atau jika bakteri hidup dengan angka viabel.

Toksoid Bakteri

Toksoid bakteri diperoleh dari toksin yang telah dikurangi atau dihilangkan sifat toksisitasnya hingga mencapai tingkat tidak terdeteksi, tanpa mengurangi sifat imunogenisitas, dengan cara tertentu yang dapat mencegah berubahnya kembali toksoid menjadi toksin. Toksin diperoleh dari galur pilihan mikroorganisme khas yang ditumbuhkan dalam media yang sedapat mungkin bebas dari senyawa yang diketahui menyebabkan reaksi toksik, alergi, atau yang tidak diinginkan pada manusia. Toksoid bakteri dapat berupa cairan atau beku kering. Bila dijerap, mengandung partikel putih atau kelabu yang terdispersi dalam cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat; partikel seperti ini dapat membentuk endapan pada dasar wadah.

Vaksin Virus dan Riketsia

Vaksin virus dan riketsia adalah suspensi virus atau riketsia yang ditumbuhkan dalam telur berembrio, dalam biakan sel, atau dalam jaringan yang sesuai dan mengandung virus atau riketsia hidup atau yang inaktif atau komponen imunogeniknya. Umumnya tersedia dalam bentuk sediaan beku kering.

  • Vaksin Virus Hidup: Umumnya dibuat dari virus galur khas yang virulensinya telah dilemahkan.

Opasitas vaksin virus dapat berbeda tergantung cara pembuatan dan dapat berwarna bila mengandung indikator pH seperti merah fenol.

Vaksin Campuran

Vaksin campuran adalah campuran dua atau lebih vaksin. Vaksin, bila perlu direkonstitusi, memenuhi syarat seperti di bawah ini, kecuali dinyatakan lain dalam monografi.

Komponen Tambahan dalam Vaksin

  • Fenol: Vaksin mengandung fenol sebagai pengawet tidak lebih dari 0,25%, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan Immunosera <731>.
  • Formaldehida Bebas: Vaksin mengandung formaldehida bebas tidak lebih dari 0,02%. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan Immunosera <731>.
  • Aluminium: Vaksin jerap mengandung aluminium tidak lebih dari 1,25 mg per dosis, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan Immunosera <731>.
  • Kalsium: Vaksin jerap mengandung kalsium tidak lebih dari 1,3 mg per dosis, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Lakukan penetapan seperti yang tertera pada Uji Bahan Tambahan dalam Vaksin dan Immunosera <731>.

Persyaratan Lain

  • Toksisitas Abnormal: Memenuhi syarat Uji Toksisitas Abnormal seperti yang tertera pada Uji Reaktivitas secara Biologis In-Vivo <251>, kecuali dinyatakan lain dalam monografi.
  • Sterilitas: Jika tidak dinyatakan lain semua vaksin memenuhi syarat sterilitas seperti yang tertera pada Uji Sterilitas <71>, kecuali vaksin bakteri hidup yang diperbolehkan pertumbuhan bakteri pembuat vaksin.
  • Wadah dan Penyimpanan: Jika tidak dinyatakan lain, vaksin disimpan pada suhu 2º sampai 8º C, terlindung dari cahaya, dan tidak boleh dibekukan.

Sumber: efi.kemkes.go.id halaman 17-18

M. Fithrul Mubarok
M. Fithrul Mubarokhttps://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini