Validasi metode analisis adalah proses evaluasi kecermatan dan keseksamaan yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Tujuan validasi metode analisis adalah untuk menunjukkan bahwa metode tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya dan memberikan hasil yang dapat dipercaya.
Apa saja validasi metode analisis?
Validasi metode analisis melibatkan beberapa parameter yang harus dipertimbangkan dan diuji, seperti:
- Kecermatan (accuracy): ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan.
- Presisi (precision): ukuran yang menunjukkan derajat keseragaman hasil analisis yang diperoleh dari pengulangan pengukuran pada kondisi yang sama. Presisi dinyatakan sebagai simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV).
- Linearitas (linearity): ukuran yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi analit dengan respon alat atau metode. Linearitas dinyatakan sebagai koefisien korelasi ® atau koefisien determinasi (r2).
- Batas deteksi (LOD): konsentrasi terendah analit yang dapat dideteksi oleh metode, tetapi belum tentu dapat ditentukan secara kuantitatif. LOD dinyatakan sebagai nilai sinyal yang sama dengan tiga kali nilai sinyal latar belakang (background noise).
- Batas kuantitasi (LOQ): konsentrasi terendah analit yang dapat ditentukan secara kuantitatif dengan presisi dan kecermatan yang dapat diterima. LOQ dinyatakan sebagai nilai sinyal yang sama dengan sepuluh kali nilai sinyal latar belakang.
- Spesifisitas (specificity): kemampuan metode untuk membedakan dan mengukur analit tanpa dipengaruhi oleh komponen lain yang mungkin hadir dalam sampel. Spesifisitas dinyatakan sebagai perbandingan antara respon analit dengan respon interferen (zat pengganggu).
- Robustness (robustness): kemampuan metode untuk tetap memberikan hasil yang konsisten meskipun terjadi variasi kecil pada kondisi operasional, seperti suhu, pH, waktu, aliran, dll. Robustness dinyatakan sebagai persentase perubahan hasil analisis akibat perubahan kondisi operasional.
- Ruggedness (ruggedness): kemampuan metode untuk memberikan hasil yang konsisten pada laboratorium yang berbeda, alat yang berbeda, atau analis yang berbeda. Ruggedness dinyatakan sebagai persentase perubahan hasil analisis akibat perubahan laboratorium, alat, atau analis.
Bagaimana cara melakukan validasi metode analisis?
Validasi metode analisis dilakukan dengan cara menguji parameter-parameter validasi yang telah disebutkan di atas dengan menggunakan data eksperimental yang diperoleh dari percobaan laboratorium. Cara penentuan parameter-parameter validasi dapat berbeda-beda tergantung pada jenis metode, jenis analit, dan tujuan analisis. Namun, secara umum, ada dua metode yang sering digunakan, yaitu metode simulasi dan metode penambahan baku.
- Metode simulasi: metode ini dilakukan dengan cara menambahkan analit bahan murni (senyawa pembanding kimia CRM atau SRM) ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo) lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya).
- Metode penambahan baku: metode ini dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah tertentu analit yang diperiksa ke dalam sampel yang dianalisis, lalu sampel tersebut dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan).
Mengapa harus dilakukan validasi metode analisis?
Validasi metode analisis harus dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang digunakan dapat memberikan hasil yang akurat, presisi, spesifik, dan reprodusibel sesuai dengan tujuan analisis. Validasi metode analisis juga berguna untuk:
- Memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti BPOM, WHO, USP, dll.
- Memastikan bahwa metode analisis tetap stabil dan konsisten seiring dengan berjalannya waktu.
- Mendemonstrasikan kesetaraan antara dua metode, seperti antara metode baru dan metode baku.
- Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, seperti waktu, biaya, dan bahan.
Kapan dilakukan verifikasi dan validasi metode analisis?
Verifikasi metode analisis adalah proses konfirmasi bahwa metode analisis yang telah divalidasi oleh pihak lain dapat memberikan hasil yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan maksud metodenya. Verifikasi metode analisis dilakukan untuk menyesuaikan metode analisis yang telah ada dengan kondisi laboratorium yang berbeda, seperti alat, bahan, lingkungan, dll.
Validasi metode analisis dilakukan pada metode analisis yang baru dikembangkan, dimodifikasi, atau dieksplorasi. Validasi metode analisis juga dilakukan ketika terjadi perubahan signifikan pada metode analisis yang telah divalidasi, seperti perubahan bahan, alat, parameter, dll.
Berikut saya bagi materi mengenai Validasi Metode Analisis