Dalam fasilitas pembuatan obat, terutama di ruangan produksi farmasi diwajibkan adanya uji mikroba atau sampling udara. Uji mikroba pada udara ini wajib secara CPOB 2018. Batas mikroba ini merupakan salah satu syarat kelas kebersihan ruangan farmasi.
Uji mikroba pada udara ini merupakan hal yang sangat utama dalam proses pembuatan produk steril yang dilakukan di ruang kelas kebersihan steril (A,B,C,D). Ini dilakukan untuk memastikan ruangan produksi bebas atau terkontrol mikroba yang sangat berisiko kontaminasi pada produk steril.
Ketika batch produk steril diproduksi di area yang dikendalikan, harus memenuhi kriteria sterilitas tertentu untuk diluluskan. Bahan baku dan produk jadi memerlukan pengambilan sampel dan harus steril. Selain itu, lingkungan dan orang-orang yang bekerja di dalamnya harus memenuhi standar yang dipersyaratkan untuk kawasan yang dikuasai. Pemantauan lingkungan ini adalah dasar dari pelulusan batch product. Jadi bila hasil ruangan tidak masuk syarat maka produk steril tidak dapat dirilis walaupun produk akhir diuji bebas mikroba.
Batas Mikroba dalam Ruangan Produksi Farmasi
Batas mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih selama
kegiatan berlangsung sesuai CPOB 2018 sebagai berikut :
Catatan: (*) Nilai rata-rata
(**) Cawan papar dapat dipaparkan kurang dari 4 jam
Kita tahu bahwa sumber kontaminasi utama mikroba dalam ruangan adalah personil atau orang yang bekerja. Faktanya orang, bahan baku dan iar adalah beberapa sumber kontaminasi mikroba.
Untuk mengetahui jumlah mikroba dalam ruangan maka dilakukan uji mikroba pada udara ruangan. Uji mikroba ini dilakukan dengan rutin dalam program monitoring yang dilakukan oleh Quality Control (QC).
Uji Mikroba Ruangan
Uji mikroba ruangan ini disebut juga sampling udara (air sampling). Sampling udara mikroba adalah kegiatan mengambil sampel udara pada ruangan produksi farmasi untuk kemudian diuji mikroba seperti jamur, bakteri dan spora. Jumlah mikroba ini disebtu juga bioburden pada udara dan merupakan salah satu parameter dalam pemantauan kebersihan udara ruangan produksi farmasi.
Metode Sampling Udara Mikroba
Terdapat 2 metode sampling udara untuk menentukan jumlah mikroba yaitu :
- Sampling udara Aktif (Active air sampling/ monitoring)
- Sampling Udara Pasif (Passive air sampling/ monitoring)
berikut perbedaan antara keduanya
Sampling udara Aktif
Metode ini digunakan untuk memonitor rutin pada ruangan bersih produksi farmasi. Sampling ini menggunakan air sampler yang akan menyedot udara pada ruangan kemudian akan dilewatkan pada cawan (petri dish) yang berisi media pertumbuhan mikroba. Cawan kemudian diambil kemudian diinkubasi di laboratorium mikrobiologi untuk kemudian dihitung jumlah cemaran mikrobanya.
Keuntungan sampling udara aktif
- Dapat melakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif pada sampel
- Dapat cepat menghasilkan hasil karena menggunakan air sampler sampling dilakukan lebih cepat. Sampling hanya membutuhkan sekitar 10 menit sedangkan metode pasif bisa sampai 4 jam
- Metode yang ideal dalam memonitoring ruangan yang cenderung jumlah mikrobanya sedikit
Kerugian sampling udara aktif
- Membutuhkan alat yang mahal, harga air sampler bisa sampai ratusan juta rupiah
- Biaya maintenance alat juga relatif mahal
- Biaya spare part mahal
- Dibutuhkan pelatihan khusus dalam pengoperasian air sampler
Sampling Udara Pasif
Sampling udara pasif adalah sampling menggunakan cawan papar yang diletakkan pada ruangan produksi. Cawan diletakkan pada posisi dimana merupakan “worst case”. Posisi dimana kemungkinan mikroba paling banyak ada. Misalnya pada pojokan ruangan produksi dimana kemungkinan area tersebut paling kotor.
Cawan papar diletakkan pada area produksi selama beberapa jam dan berharap mikroba jatuh pada cawan papar tersebut. Oleh karena itu disebut dengan metode pasif.
Menurut CPOB 2018 cawan papar diameter 90 mm didiamkan selama 4 jam. Batas mikroba untuk :
- kelas A adalah < 1 (berarti harus nol) cfu/ml
- Kelas B adalah maksimal 5 cfu/ml
- Kelas C adalah maksimal 50 cfu/ml
- Kelas D adalah maksimal 100 cfu/ml
Cawan kontak diameter 55 mm juga dapat digunakan, di CPOB tidak menyebutkan berapa lama kontak dilakukan. batas mikrobanya sebagai berikut :
Untuk kelas E dapat ditentukan sendiri oleh industri farmasi berdasarkan kajian risiko. Agar lebih aman dapat juga digunakan batas mikroba untuk kelas D. Kelas kebersihan F dan G tidak perlu dilakukan pemantauan mikroba, kecuali dinyatakan lain.
Cawan papar kemudian diambil dan diinkubasi ke laboratorium mikrobiologi untuk dihitung jumlah mikrobanya.
Keuntungan Sampling udara pasif
- Relatif lebih murah karena menggunakan alat yang sederhana
- Tidak membutuhkan banyak alat
- Tidak perlu pengoperasian alat khusus
- Pelatihan pengujian mudah
Metode sampling udara aktif maupun pasif mempunyai keuntungan kerugian sendiri-sendiri. Industri farmasi sendiri dapat memilih salah satu metode diatas. Akan tetapi keduanya wajib dilaksanakan oleh industri farmasi untuk salah satu syarat kebersihan ruangan farmasi.
Seperti yang saya sebutkan di atas dalam pengambilan sampel udara aktif, kami menentukan bioburden di area 1 meter kubik dan kami mengambil sampel 1000 liter udara dengan sampel udara sementara dalam pengambilan sampel udara pasif kami menentukan bahwa berapa banyak mikroba yang mengendap di permukaan berdiameter 90 mm dari setiap peralatan yang terpapar di area terkontrol .
Banyak profesional farmasi memiliki kebingungan dalam pengambilan sampel udara yang mana yang harus dilakukan di antara kedua pengambilan sampel. Tetapi semua pedoman peraturan mengatakan bahwa adalah wajib untuk mengambil sampel dan menganalisis area ruang bersih dengan kedua metode pengambilan sampel udara untuk penilaian kualitas udara yang lengkap.
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M. Farm.,Apt
Sumber : https://www.worldpharmaceuticals.net/contractors/process-automation-and-equipment/air-sampling/