Air HPLC, Air yang digunakan dalam Analisis HPLC

Air HPLC memegang peranan penting dalam analisa obat menggunakan HPLC. Kromatografi cair kinerja tinggi KCKT (HPLC) adalah teknik analitik yang digunakan secara luas yang digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan mengukur komponen kimia dalam berbagai sampel. HPLC bergantung pada penggunaan fase gerak cair dan fase diam, biasanya berupa kolom yang dikemas dengan bahan fase diam.

air hplc

Pemilihan Fase Gerak

Pemilihan fase gerak sangat penting untuk keberhasilan analisis HPLC, dan air sering digunakan sebagai komponen kunci dari fase gerak.
Air HPLC, air digunakan untuk HPLC karena beberapa alasan. Pertama dan terpenting, air adalah pelarut yang murah dan tersedia yang kompatibel dengan banyak sampel. Air juga merupakan pelarut polar, artinya dapat melarutkan berbagai senyawa polar dan ionik. Ini membuatnya menjadi pelarut yang ideal untuk banyak pemisahan HPLC, karena banyak senyawa target bersifat polar atau ionik.
Namun, penggunaan air untuk HPLC bukannya tanpa tantangan. Air adalah pelarut yang sangat polar, dan karena itu dapat berinteraksi kuat dengan fase diam suatu
kolom HPLC. Hal ini dapat menyebabkan pelebaran puncak, resolusi yang buruk, dan penurunan sensitivitas dalam pemisahan HPLC. Untuk mengatasi hal ini, berbagai aditif dapat ditambahkan ke fase gerak untuk mengubah sifat air dan meningkatkannya
kinerja kromatografi.

Air yang digunakan untuk analisis HPLC harus memiliki kemurnian yang tinggi. Air HPLC jenis ultrapure yang sesuai dengan kemurnian tertinggi yang ditentukan dalam Tipe 1 oleh standar ASTM biasanya digunakan untuk aplikasi HPLC. Air tersebut membutuhkan deionisasi dan filtrasi dengan filter membran 0,2μ.

Salah satu aditif umum yang digunakan dalam fase gerak HPLC adalah pelarut organik. Pelarut organik seperti metanol, asetonitril, dan etanol dapat ditambahkan ke dalam air
mengurangi polaritasnya dan meningkatkan pemisahan senyawa non-polar. Pelarut ini juga memiliki manfaat tambahan untuk mengurangi interaksi antara air dan fase diam, yang dapat meningkatkan bentuk dan resolusi puncak.
Aditif umum lainnya yang digunakan dalam fase gerak HPLC adalah buffer. Buffer digunakan untuk mengontrol pH fase gerak dan dapat meningkatkan pemisahan senyawa asam atau basa. Buffer juga dapat membantu mencegah perubahan pH yang dapat terjadi selama analisis, yang dapat menyebabkan perubahan waktu retensi dan bentuk puncak senyawa target.
Selain aditif tersebut, air yang digunakan untuk HPLC juga harus memenuhi persyaratan kemurnian tertentu. Kotoran dalam air, seperti ion, gas terlarut, dan kontaminan organik, dapat berdampak negatif terhadap performa analisis HPLC. Untuk memastikan kemurnian air yang digunakan untuk HPLC, seringkali dimurnikan menggunakan berbagai teknik, seperti osmosis balik, deionisasi, dan distilasi.

Kesimpulannya, air adalah pelarut yang biasa digunakan dalam HPLC, berkat ketersediaannya, kompatibilitas dengan banyak sampel, dan polaritasnya. Namun, penggunaan air dalam HPLC dapat menimbulkan tantangan seperti pelebaran puncak dan resolusi yang buruk. Untuk mengatasi tantangan ini, aditif seperti pelarut organik dan buffer dapat digunakan untuk mengubah sifat air dan meningkatkan kinerja kromatografi.
Selain itu, air yang digunakan untuk HPLC harus memenuhi persyaratan kemurnian tertentu untuk memastikan kinerja yang optimal.

Jenis Air yang digunakan dalam analisis HPLC


Ketika analisis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC), air adalah pelarut yang umum digunakan dalam fase gerak. Namun, tidak semua air dibuat sama, dan kualitas air yang digunakan dalam HPLC dapat berdampak signifikan pada akurasi dan presisi analisis. Pada artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis air yang digunakan dalam analisis HPLC.

  1. Air Kran
    Air kran atau air ledeng adalah sumber air yang paling umum tersedia. Namun, mengandung pengotor seperti klorin, logam berat, dan senyawa organik, yang dapat mempengaruhi analisis HPLC. Oleh karena itu, air keran tidak cocok untuk analisis HPLC tanpa pemurnian yang tepat.
  2. Air Deionisasi
    Air deionisasi adalah air yang telah dimurnikan dengan menghilangkan semua ion, termasuk mineral dan garam. Jenis air ini cocok untuk analisis HPLC karena bebas dari pengotor ionik yang dapat mengganggu pemisahan senyawa target.
  3. Air Suling
    Air suling diproduksi dengan merebus air dan mengumpulkan uap, yang kemudian dikondensasikan kembali menjadi bentuk cair. Proses ini menghilangkan kotoran seperti mineral dan garam, serta mikroorganisme dan senyawa organik. Disuling
    air cocok untuk analisis HPLC karena bebas dari pengotor yang dapat mengganggu pemisahan senyawa target.
  4. Air Reverse Osmosis (RO).
    Reverse osmosis adalah proses pemurnian air yang menggunakan membran semipermeabel untuk menghilangkan ion, molekul, dan partikel yang lebih besar dari air. Air RO bebas dari kotoran seperti mineral, garam, dan mikroorganisme, sehingga cocok untuk analisis HPLC.
  5. Air Ultra Murni
    Air ultra-murni adalah air yang telah dimurnikan ke tingkat yang lebih tinggi daripada air deionisasi atau suling. Ini diproduksi menggunakan kombinasi teknik seperti reverse osmosis, pertukaran ion, dan distilasi. Air ultra-murni bebas dari semua kotoran, termasuk mikroorganisme, partikel, dan senyawa organik. Jenis air ini biasanya digunakan dalam teknik analitik sensitif seperti HPLC, di mana kemurnian pelarut sangat penting untuk akurasi dan presisi analisis.

Sumber: https://www.shimadzu.com/an/service-support/technical-support/analysis-basics/tips/water.html#:~:text=In%20HPLC%20analysis%2C%20water%20is,unknown%20peaks%20during%20gradient%20elution.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini

Banner BlogPartner Backlink.co.id