Bahan kemas farmasi di industri farmasi merupakan salah satu material yang penting, karena setiap obat pasti dikemas untuk menjaga produk obat agar tidak rusak. Pada kali ini akan kita bahas mengenai jenis bahan kemas di industri farmasi berdasarkan kontak dengan produk. Yang sering terlupa dalah bahan kemas lain seperti silika gel dan brosur/leaflet obat.
Daftar Isi
Bahan kemas primer
Bahan kemas primer adalah bahan kemas farmasi yang kontak bersentuhan langsung dengan produk obat. Bahan kemas farmasi untuk primer ini sangat krusial karena kontak langsung dengan obat sehingga dapat mempengaruhi stabilitasnya. Di Industri farmasi pergantian jenis bahan kemas primer saja akan mengakibatkan pengujian stabilitas dari awal. Bahkan perbedaan ruang kosong saja bisa diminta oleh BPOM data-datanya selama registrasi obat. Bahan kemas primer dapat berupa untuk dosis tunggal atau dosis multi. Bahan kemas primer harus kompatibel dengan produk, tidak mencemari produk obat, tidak boleh bereaksi dengan produk dan harus tidak ada yang produk yang keluar dari kemasan utama maupun sebaliknya. Berikut contoh-contoh dari bahan kemas primer:
- Blister
kemasan ini terbuat dari plastik yang dapat dibentuk dengan panas, dilengkapi juga dengan alumunium foil yang mudah disobek dengan tangan.
Pada blister obat tablet/kapsul mudah diambil untuk digunakan oleh pasien. Adanya plastik film transparan memudahkan pengenalan obat tablet. Bahan kemas blister dapat melindungi obat dengan ideal dari cemaran mikroba atau kelembapan. Keunggulan blister lainnya adalah bahan yang lebih murah dibandingkan strip alumunium karena salah satu sisi blister menggunakan bahan pvc selain itu kemasannya yang dapat didesain transparan dapat memudahkan pasien mengambil obat dan meningkatkan kepatuhan pasien.
- Strip
Kemasan strip dibuat dengan menggunakan dua lapisan alumunium (atas dan bawah) kemudian di seal dan di cut. Polycellonium merupakan bahan strip yang paling umum, dimana kandungannya adalah polycello/selofan dan alumunium. Selofan adalah sejenis bahan dari serat selulosa yang berbentu tipis transparan, fungsinya dalam kemasan adalah untuk menempelkan pewarna sehingga strip bisa berwarna-warni. Alumunium sendiri berfungsi untuk menjaga obat dari pengaruh kelembaban
Contoh kemasan strip
- Ampul
- Vial
Botol
botol dapat berupa gelas atau plastik. Botol gelas dapat transparan bening atau tempered (untuk menjaga produk dari cahaya). Tipe gelas yang paling umum adalah gelas amber, bahan ini bening dan menjaga produk obat dari sinar uv yang dapat merusak produk obat. Kemasan gelas/kaca mempunyai sifat sebagai berikut : tembus pandang, kuat, mudah dibentuk, lembam, tahan pemanasan, pelindung terbaik terhadap kontaminasi dan flavor, tidak tembus gas, cairan dan padatan, dapat diberi warna, dapat dipakai kembali (returnable), relatif murah.
Botol juga dapat terbuat dari plastik. Jenis-jenis plastik antara lain PET (polyethylene terephthalate), HDPE (high-density polyethylene) dan PP (polypropylene). PET digunakan terutama sebagai kemasan minuman berkarbonasi untuk pengemasan sediaan oral. PP digunakan sebagai bahan kemas sediaan padat kering atau sediaan oral cair. HDPE dan PP merupakan bahan yang sering digunakan dalam sediaan steril intravena. Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan dan obat terutama karena keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas, berbobot ringan, tidak mudah pecah, bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relative murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik.
- Sachet
- Tube (alumunium tube / plastic tube)
Alumunium tube merupakan bahan kemas primer paling populer yang berupa logam. Selain itu ada juga kaleng. Biasanya untuk sediaan semisolid, ada juga yang untuk sediaan tablet, misalnya tablet effervescent. Tube plastik biasanya untuk kosmetik atau obat semisolid branded.
- Syringe
Bahan kemas sekunder
Bahan kemas sekunder adalah tipe bahan kemas dimana tidak terdapat kontak langsung produk obat. Bahan kemas farmasi sekunder mengandung bahan kemas primer. Contoh dari bahan kemas sekunder adalah box/dus yang mengandung botol obat atau karton box yang mengandung blister. Karton box dapat sebagai bahan kemas sekunder ataupun bahan kemas tersier. Contoh lain bahan kemas sekunder adalah dus, dus ini berupa kertas yang berfungsi menjadi wadah kemasan primer. Contohnya adalah dus yang berisi botol sirup.
Bahan kemas tersier
Bahan kemas tersier adalah tipe bahan kemas yang mengandung beberapa bahan kemas sekunder. Bahan kemas memberikan perlindungan kemasan selama transportasi. Bahan kemas ini mempermudah handling produk. Contoh bahan kemas tersier yang paling umum adalah karton box berwarna coklat disebut juga dengan Corrugated Box. Bahan kemas tersier lain adalah plastik, jadi dus obat diwrapping menggunakan plastik. Alur pengemasan primer menuju tersier dapat dilihat pada ilustrasi gambar di bawah ini.