Jenis Air Laboratorium untuk Analisis

Jenis air laboratorium perlu diketahui oleh analis atau laboran dalam analisis kimia, kesalahan dalam pemilihan jenis air dalam analisis maka akan berpengaruh pada hasil analisis kimia.

jenis air untuk analisis kimia laboratorium

Air ini sangat memegang penting dalam analisis kimia, namun banyak yang mengabaikannya. Air merupakan reagen yang paling banyak digunakan untuk keperluan analisis di laboratorium. Air untuk analisis harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan karena merupakan kunci untuk mendapatkan hasil yang sesuai.

Oleh karena itu perlu diketahui jenis air dalam penelitian atau analisis kimia di laboratorium. Jenis air bisa didapatkan membeli dari vendor atau memproses sendiri dengan alat yang sesuai standar. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas jenis air, dan pengaruh juga ke analisis.

Bila jenis air yang digunakan tidak murni dan banyak pengotor maka akan mempengaruhi hasil analisis, sangat mungkin hasil analisis terganggu.

Parameter Kemurnian Air

Ada empat parameter kemurnian air dalam pemurnian air, dan beberapa dapat digunakan untuk keperluan uji analisis di laboratorium. Parameter kemurnian air itu antara lain :

  • Konduktivitas ( μS/cm)
  • Total Organic Carbon (TOC)
  • Konsentrasi logam berat
  • Jumlah total bakteri (CFU/ml)

Untuk keasaman atau pH sendiri tidak menjadi parameter dari kemurnian air, ini sesuai dengan standar Farmakope Indonesia VI.

Tingkatan Kemurnian Air untuk Analisis Laboratorium

  1. Air Baku
    Disebut juga sebagai tap water atau disebut juga air minum, kualitas air ini beragam tergantung sumber airnya. Air baku yang didapat tanpa pengolahan yang berasal dari air sumur atau air permukaan sungai mempunyai kadar kontaminan yang tinggi sehingga tidak disarankan untuk analisis. Untuk penentuan kualitas air hanya dengan pemerian yaitu tidak berbau, bening (tidak berwarna) dan tidak berasa.
  2. Air Murni (Tipe 3)
    Air ini diperoleh dengan pengolahan lanjutan menggunakan teknologi Reverse Osmosis (RO). Pengolahan dengan teknologi ini terbukti paling efisien, murah dan dapat mengurangi signifikan kontaminan dalam air. Dengan teknologi RO maka hanya berupa air murni saja yang dapat melewati saringan membran permeabel tersebut sehingga didapatkan air murni sampai 99%.
    Air RO ini merupakan air yang paling banyak digunakan di laboratorium terutama industri farmasi karena air murni yang digunakan untuk produksi juga jenis air ini. Air ini juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi menggunakan alat Autoklaf.
  3. Air Laboratorium Umum (Tipe 2)
    Air laboratorium ini disebut juga tipe 2, air ini dihasilkan dengan melewatkan air pada alat RO dan kemudian dilewatkan alat Ion Exchange atau yang sering disebut EDI/CEDI.
    Dengan EDI air dihilangkan ion-ion positif maupun negatifnya sehingga air relatif mempuyai pH netral. Adapaun dengan penghilangan ion/mineral sehingga tidak mengganggu analisis laboratorium.
  4. Air sangat murni atau Ultra pure (tipe 1)
    Air ini mempunyai kemurnian yang tinggi dengan resistivitas MΩ-cm pada suhu 25 °C. Air jenis ini dipersyaratkan untuk penggunanaan instrument seperti HPLC, UHPLC, LC-MS, GC-MS, ICP-OES, flow cytometri dan GC-UHPLC.
    Alat yang mampu menghasilkan air jenis ini adalah scrubber, alat ini juga mampu menghilangkan bakteri dengan radiasi sinar UV pada gelombang 185 nm dan 254 nm.

Kesimpulan

Pemilihan jenis air untuk analisis laboratorium harus tepat dan sesuai dengan peruntukannya. Pemilihan air yang tidak tepat kualitasnya akan mengganggu analisis sehingga bisa tidak mendapatkan hasil.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini

Banner BlogPartner Backlink.co.id