Daftar Isi
Pengertian
Bahan tambahan pada obat adalah berbagai komponen yang digunakan untuk membantu dalam formulasi, stabilitas, penampilan, atau penggunaan obat.
Eksipien atau sering disebut juga bahan tambahan pada obat. Eksipien ditambahkan ke sediaan farmasi untuk membentuk sediaan obat, dikarenakan bahan aktif obat tidak bisa diberikan ke pasien tanpa bahan tambahan.
Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif yang ada dalam tablet juga dibutuhkan
eksipien atau bahan tambahan pada obat. Eksipien disini merupakan bahan bukan zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi.
Walaupun bahan tambahan pada obat bukan zat aktif obat akan tetapi perannya dalam sediaan obat sangat penting. Eksipien sangat penting dalam membantu pembuatan di fasilitas produksi. Dengan adanya bahan tambahan bahan aktif dapat mempunyai sifat fisika kimia yang membantu pembuatan produksi obat. Misal bahan aktif obat mempunyai sifat alir yang jelek di hopper mesin cetak oleh karena itu perlu ditambah bahan tambahan seperti amilum sebagai pengisi dan ditambah magnesium sterat agar sifat alir bagus di hopper. Tanpa sifat alir yang bagus tadi tablet sulit dicetak.
Sifat Bahan Tambahan Pada Obat
Sifat bahan tambahan pada obat yang baik adalah:
- Bersifat inert / tidak bereaksi dengan bahan yang lain
- secara fisika dan kimia stabil
- Sesuai dengan regulasi bahan baku
- Tidak mempengaruhi ketersediaan hayati obat
- Tidak mengandung mikroba yang berbahaya
- Tersedia dipasaran dengan harga murah
Dalam kenyataannya tidak ada bahan tambahan pada obat atau eksipien yang memenuhi semua kriteria diatas sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihannya.
Contohnya adalah laktosa, walaupun laktosa secara luas digunakan sebagai bahan pengisi dalam tablet dan kapsul. Akan tetapi laktosa dapat menimbulkan diare pada beberapa orang yang kekurangan enzim laktase.
Peran dari bahan tambahan pada obat tergantung pada masing-masing bentuk sediaan obat. Peran dan fungsi eksipien tidak tunggal akan tetapi multi fungsi contohnya adalah sukrosa dapat berfungsi sebagai pengisi, pengikat sekaligus pemanis.
Eksipien (Bahan tambahan pada obat) Tablet dan Kapsul
Pada tablet dan kapsul bahan tambahan pada obat berperan dalam memfasilitasi pembuatannya berperan sebagai pengisi atau disintegran. Biasanya eksipen mempunyai komposisi kurang dari 1% dari keseluruhan formula, kecuali zat pelarut yang kompisisinya biasanya besar. Berikut fungsi dari eksipien dalam tablet
Diluent (pengisi)
Berfungsi sebagai pengisi dalam tablet atau kapsul sehingga sediaan menjadi lebih besar.
Contoh : laktos, gula, mannitol, sorbitol, sukrosa, garam anorganik seperti garam kalsium. Polisakarida seperti microcrystalline cellulose.
Pengikat
Bahan pengikat tablet adalah komponen yang digunakan dalam produksi tablet untuk mengikat bahan-bahan aktif dan bahan pengisi menjadi satu entitas padat yang kokoh. Bahan pengikat ini penting karena memberikan stabilitas dan integritas pada tablet sehingga dapat bertahan dalam bentuk yang utuh.
Bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam formulasi tablet, bersama dengan bahan-bahan lain seperti pengisi, bahan penghancur, dan bahan penambah daya serap. Tujuannya adalah untuk membantu pembentukan tablet yang padat dan keras.
Beberapa contoh bahan pengikat yang sering digunakan dalam produksi tablet antara lain gula, selulosa, metil selulosa, karboksimetil selulosa, polivinilpirolidon (PVP), polivinilalkohol (PVA), dan hidroksipropil metil selulosa (HPMC). Bahan-bahan ini memiliki sifat perekat yang baik sehingga memastikan bahwa serbuk obat yang terkandung dalam tablet tetap terjaga dengan baik.
Pemilihan bahan pengikat yang tepat tergantung pada performa dan persyaratan sediaan tablet yang diinginkan, serta sifat-sifat fisikokimia bahan aktif yang digunakan. Dengan menggunakan bahan pengikat yang cocok, tablet dapat diproduksi dengan kualitas yang baik dan memberikan pengalaman penggunaan yang memuaskan.
Bahan pengikat dibentuk dalam larutan pengikat, fungsinya adalah merekatkan serbuk menjadi satu membentuk granul untuk pencetakan tablet. Bahan pengikat merupakan eksipien yang digunakan dalam formulasi sediaan tablet yang memberikan gaya kohesif yang cukup pada serbuk antar partikel eksipien sehingga membentuk struktur tablet yang kompak dan kuat setelah pencetakan. Bahan pengikat tidak boleh menghalangi disintegrasi tablet maupun pelepasan zat aktif untuk diabsorbsi.
Contoh: gula, glukosa, sirup, polimer, gum, tepung, gelatin, selulosa, PVP (polyvinylpyrrol-pyrrolidone), poly-methycrylate (EudragitTM).
Glidan
Glidan dalam pembuatan tablet adalah zat aditif yang digunakan untuk meningkatkan aliran granul atau serbuk yang digunakan dalam proses pencetakan tablet. Tujuannya adalah agar granul dapat mengalir dengan lancar dan merata dalam mesin cetak tablet.
Glidan berfungsi sebagai agen pelumas, yang membantu mengurangi gesekan antara partikel-partikel granul. Dengan mengurangi gesekan, glidan membantu mencegah adhesi atau penempelan partikel-partikel granul, serta mencegah kemungkinan terjadinya masalah seperti penyumbatan atau kesulitan dalam proses pencetakan tablet. Beberapa contoh bahan glidan yang umum digunakan adalah magnesium stearat, silika koloidal, dan serbuk talk.
Penggunaan glidan dalam pembuatan tablet sangat penting untuk memastikan tablet yang dihasilkan memiliki kualitas fisik yang baik dan konsisten. Dengan bantuan glidan, granul dapat mengalir secara efisien dalam mesin cetak tablet, sehingga memastikan pembentukan tablet yang baik dari awal hingga akhir proses produksi.
Dalam rangka mencapai hasil yang optimal, dosis dan jenis glidan yang digunakan harus diperhatikan secara cermat, mengikuti pedoman dan rekomendasi yang ada. Dengan memperhatikan penggunaan glidan yang tepat, tablet yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang baik, serta memenuhi standar yang ditetapkan dalam industri pembuatan tablet.
Glidan atau zat pelicin berfungsi meningkatkan sifat alir granul dari hopper mesin cetak tablet ke rongga pencetakan. Ini sangat penting karena sifat alir mempengaruhi berat dan dosis tablet.
Contoh: silika halus, magnesium sterat dan serbuk talk
Disintegran
Disintegran adalah salah satu jenis eksipien yang biasanya digunakan dalam formulasi tablet. Fungsi utama disintegran adalah untuk memfasilitasi pecahnya tablet dalam saluran pencernaan setelah ditelan. Ketika tablet masuk ke dalam saluran cerna, disintegran menyerap air, mengembang, dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah diuraikan oleh tubuh.
Proses disintegrasi yang efektif sangat penting dalam tablet untuk memastikan bahwa bahan aktif dapat dengan mudah diabsorbsi oleh tubuh. Dengan adanya disintegran, tablet dapat terurai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, sehingga memfasilitasi pelepasan bahan aktif dan meningkatkan ketersediaan hayati obat.
Beberapa contoh disintegran yang umum digunakan dalam formulasi tablet adalah starch (amilum), microcrystalline cellulose, sodium starch glycolate, dan croscarmellose sodium. Disintegran dipilih berdasarkan karakteristik fisikokimia tablet yang diinginkan dan kompatibilitas dengan bahan lain dalam formulasi.
Pemilihan disintegran yang tepat dalam formulasi tablet sangat penting untuk mendapatkan tablet yang dapat terurai dengan baik dalam saluran pencernaan dan memastikan efektivitas obat yang diminum.
Untuk membantu pecahnya tablet dalam saluran pencernaan. Disintegran merupakan eksipien yang berfungsi untuk memfasilitasi hancurnya tablet ketika terjadi kontak dalam saluran cerna. Disintegran bekerja dengan menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian kecil.
Contoh: starch (amilum), (polyplasdone XL), Microcrystalline cellulose
Clays, algins, gums, surfactants
Lubrikan
Lubrikan dalam formula tablet adalah jenis eksipien yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara granul (serbuk) dan rongga cetakan dalam mesin tablet selama proses pencetakan. Fungsinya adalah mencegah adhesi atau penempelan granul pada dinding cetakan serta memastikan kelancaran pengeluaran tablet dari cetakan.
Lubrikan membantu mengurangi gaya gesek antara partikel-partikel granul, sehingga meminimalkan kemungkinan terjadi penempelan atau pemadatan berlebihan yang dapat mengganggu integritas tablet. Dengan adanya lubrikan, granul dalam mesin tablet dapat mengalir dengan lancar dan merata, sehingga memastikan bahwa tablet terbentuk dengan baik.
Contoh beberapa jenis lubrikan yang sering digunakan dalam formulasi tablet adalah metal stearat (seperti magnesium stearat dan kalsium stearat) serta serbuk talk. Lubrikan ini biasanya ditambahkan dalam jumlah yang relatif kecil ke dalam formulasi tablet.
Pemilihan lubrikan yang tepat dalam formula tablet sangat penting untuk memastikan pencetakan tablet yang lancar, menghasilkan tablet yang padat dan kuat, serta meminimalkan potensi masalah pada mesin cetak.
Berfungsi untuk menurunkan gesekan antara granul dan rongga die mesin cetak tablet selama pencetakan dan pengeluaran tablet di mesin cetak.
Contoh:
Tidak larut air :metal stearates, stearic acid, talc
larut dalam air : boric acid, sodium chloride,benzoate and acetate, sodium or magnesium, lauryl sulfate Carbowax 4000 or 6000
Antiadherents
Antiadherents adalah salah satu jenis eksipien yang digunakan dalam formulasi tablet. Fungsi utama antiadherents adalah untuk mengurangi atau mencegah adhesi atau penempelan partikel-partikel granul (serbuk) pada dinding cetakan selama proses pencetakan tablet.
Ketika tablet diproduksi menggunakan mesin cetak, partikel-partikel granul yang merekat pada dinding cetakan dapat mengganggu proses pencetakan yang lancar. Hal ini dapat menyebabkan cacat pada tablet, seperti permukaan yang tidak rata atau tidak mulus. Penambahan antiadherents ke dalam formulasi tablet membantu mencegah adhesi partikel-partikel granul pada dinding cetakan, sehingga tablet dapat terbentuk dengan baik.
Beberapa contoh bahan antiadherents yang umum digunakan dalam formulasi tablet antara lain talk, tepung jagung, metal stearate, serta sodium lauril sulfat. Antiadherents ini dapat secara efektif mengurangi gesekan antara partikel granul dan dinding cetakan, sehingga membantu memastikan bahwa tablet terbentuk dengan permukaan yang rata dan mulus.
Penggunaan antiadherents yang tepat dalam formulasi tablet sangat penting untuk memastikan proses pencetakan yang lancar dan menghasilkan tablet dengan kualitas yang baik.
Untum meminimalkan masalah pada pencetakan seperti picking.
Contoh: talk, tepung jagung, metal stearate, sodium lauril sulfat
Pewarna
Pewarna dalam Formula Tablet
Pewarna adalah jenis eksipien yang digunakan dalam formulasi tablet untuk memberikan warna pada tablet. Pewarna memiliki dua fungsi utama dalam formulasi tablet, yaitu memberikan estetika pada tablet dan berfungsi sebagai penanda atau pengidentifikasi warna bagi konsumen.
Dalam pembuatan tablet, pewarna digunakan untuk menciptakan tablet yang menarik secara visual. Warna tablet dapat memiliki peran penting dalam identifikasi dan pemilihan tablet, terutama dalam kasus seperti vitamin atau suplemen multivitamin yang dapat memiliki variasi warna untuk membedakan jenis atau dosis.
Pilihan pewarna harus dipertimbangkan dengan baik, mengingat beberapa faktor seperti kestabilan pewarna dalam formulasi, kecocokan dengan bahan lain dalam sediaan tablet, serta persyaratan regulasi yang berlaku.
Umumnya, pewarna dapat terdiri dari pewarna sintetis atau pewarna alami. Pewarna sintetis adalah pigmen pewarna yang dihasilkan secara sintetis dalam laboratorium dengan bahan kimia tertentu. Contohnya adalah pewarna tartrazine (E102) yang memberikan warna kuning dan pewarna sunset yellow (E110) yang memberikan warna oranye pada tablet.
Di sisi lain, pewarna alami berasal dari bahan-bahan alami seperti tumbuhan atau hewan. Beberapa contoh pewarna alami yang umum digunakan termasuk karotenoid untuk memberikan warna oranye, dan klorofil untuk memberikan warna hijau pada tablet.
Masing-masing jenis pewarna memiliki karakteristik fisik dan kimia yang berbeda, termasuk kelarutan, kestabilan, dan daya tahan terhadap pengaruh cahaya atau panas. Oleh karena itu, pemilihan pewarna yang tepat harus mempertimbangkan persyaratan formulasi tablet dan kompatibilitas dengan bahan-bahan lain dalam formulasi.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan pewarna harus mematuhi regulasi dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh otoritas regulasi, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Regulasi ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan kualitas penggunaan pewarna dalam produk farmasi.
Dengan demikian, pewarna dalam formula tablet berperan penting dalam memberikan warna yang menarik dan identifikasi visual bagi konsumen.
Untuk mewarnai tablet agar menarik dan berfungsi juga untuk identifikasi. Warna pada tablet harus selaras dengan rasa. Misal tablet vitamin C rasa jeruk seharusnya berwarna orange atau kuning, akan jadi aneh bila berwarna merah.
Perasa
Perasa dalam formula tablet obat adalah jenis eksipien yang digunakan untuk memberikan rasa pada tablet. Tujuannya adalah untuk meningkatkan citra rasa tablet agar lebih enak atau menyenangkan ketika dikonsumsi. Rasa yang ditambahkan dapat bervariasi, misalnya rasa buah, mint, atau rasa lain yang diinginkan.
Perasa biasanya digunakan dalam tablet kunyah atau tablet yang memiliki waktu kontak yang lebih lama dengan lidah. Dalam formulasi tablet, perasa dapat ditambahkan bersama dengan bahan-bahan lain seperti pengisi, pengikat, dan disintegran.
Contohnya, dalam tablet vitamin C dengan rasa jeruk, perasa seperti manitol dan aspartam dapat ditambahkan untuk memberikan rasa manis seperti jeruk pada tablet. Penambahan perasa dapat membuat konsumsi obat lebih enak dan diterima konsumen.
Untuk meningkatkan rasa dari tablet terutama tablet kunyah
contoh: manitol dan aspartam
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M. Farm.,Apt