Pembuatan Tablet dan pil oleh industri farmasi dalam jumlah tak terhitung banyaknya. Tablet merupakan jenis sediaan paling dominan (lebih dari 70%) dari total jenis sediaan di farmasi.
Tablet merupakan salah satu jenis sediaan farmasi yang banyak digunakan karena mudah dalam penggunaan dan penyimpanan. Dalam pembuatan tablet dibutuhkan zat aktif dan bahan tambahan. Bahan tambahan tersebut berupa bahan pengisi, bahan penghancur, bahan pengikat dan bahan pelicin. Bahan penghancur akan memecah tablet ketika berada di cairan saluran cerna menjadi bagian-bagian kecil.
Dalam pembuatan obat terdapat berbagai langkah pembuatan mulai dari penimbangan, pencampuran, penggilingan, pengeringan dan pencetakan tablet. Dalam pencetakan tablet pengaturan yang tepat dari mesin cetak tablet merupakan hal yang penting karena pengaturan yang tidak tepat mutu tablet tidak akan tercapai. Parameter pengaturan seperti kekuatan pencetakan dari punch dan kecepatan putar mesin harus tepat untuk menghasilkan tablet yang memenuhi syarat.
Selama pencetakan tablet dapat menempel pada punch dan dinding cetakan ini dapat dikurangi sampai tingkat tertentu dengan menggunakan pelumas misalnya; setelah kompresi, tablet akhir dicirikan oleh kerapuhan dan kekerasannya. Parameter keerapuhan menggambarkan jumlah kehilangan bahan permukaan dari tablet terkompresi selama penanganan. Sehingga kerapuhan yang rendah diperlukan untuk menjaga berat tablet tetap konstan, terutama untuk penyalutan, selama pengemasan, penyalutan, atau pengangkutan. Tablet membutuhkan kekerasan yang cukup untuk mencegah pecah semua ini harus diperiksa selama final. Jangan sampai membuat tablet terlalu keras sehingga pasien minum tablet habis itu keluar tablet juga alias tidak berguna.
Jika berbicara tentang jenis Proses Pembuatan Tablet terdapat tiga jenis yang digunakan untuk membuat tablet
Tiga proses pembuatan Tablet yang paling umum
- Kompresi langsung atau pencetakan langsung
- Granulasi basah
- Granulasi kering
Pencetakan langsung
Kompresi langsung adalah proses termudah dan paling hemat biaya dan eksipien fungsional seperti pengikat pengisi atau pelumas dicampur dalam mixer campuran dengan bahan baku aktif kemudian dikompresi langsung dengan mesin cetak tablet.
Keuntungan dari pencetakan langsung adalah produksi yang rendah cepat dan efisien dan dapat digunakan pada bahan aktif obat yang tahan air dan panas. Namun, sulit untuk diaplikasikan pada obat dengan dosis rendah karena keseragaman kandungan yang rendah. Kerugian yang kedua adalah membutuhkan kemampuan mengalir yang baik dari serbuk/granul agar pencetakan menjadi baik.
Sifat aliran diukur dengan sudut diam. Sudut kecil menunjukkan kemampuan mengalir yang baik jika bubuk pra-campuran memiliki sifat aliran yang tidak mencukupi yang ditunjukkan oleh sudut istirahat yang tinggi. Granulasi menghasilkan partikel atau butiran yang lebih besar dan lebih kasar hal ini meningkatkan sifat aliran dengan mengurangi permukaan partikel dan mengurangi jumlah granulasi debu dapat dilakukan dengan proses manufaktur basah atau kering.
Granulasi Basah
Dalam Granulasi basah, cairan granulasi yang sesuai seperti air, larutan pengikat, atau pelarut organik ditambahkan granul, kemudian digranulasi dengan alat supermixer untuk membuat massa granul basah. Setelah itu, granul basah digiling dikeringkan dalam FBD (Fluid bed dryer) dan diayak hingga ukuran partikel yang dikehendaki didapatkan.
Kelebihan granulasi basah memastikan distribusi bahan aktif yang baik karena keseragaman konten yang baik dan cocok untuk banyak eksipien. Metode pembuatan dengan granulasi basah ini sangat populer digunakan di industri farmasi.
Kekurangannya tidak cocok untuk bahan baku aktif yang peka terhadap air atau panas dan sangat mahal karena banyak langkah proses. Selain itu proses nya cukup lama mulai dari penimbangan sampai dengan pengemasan tersier, membutuhkan waktu dari 20-30 hari.
Granulasi Kering
Granulasi kering juga merupakan proses Pembuatan Tablet dilakukan proses roller untuk meningkatkan kemampuan mengalir serbuk.
Hasil pencampuran ini kemudian dapat dikompresi dengan slug atau dengan pemadatan roller, setelah itu digiling menjadi butiran tanpa menggunakan cairan karena bahan baku aktif hanya perlu ditambahkan segera. Proses ini sangat cocok untuk bahan baku aktif yang sensitif dan Karena konsistensi material, bahan baku aktif didistribusikan dengan baik; namun, langkah-langkah proses tambahan dalam pemadatan roller membuatnya cukup mahal.
Kesimpulan
Ketiga metode tersebut digunakan dalam proses Pembuatan Tablet, semua metode dapat diandalkan tetapi beberapa memiliki keuntungan dan pada saat yang sama mempunyai kerugian. Industri farmasi perlu memilih dengan pendekatan cost dan benefit dalam penentuan pemilihan metode pembuatan tablet.
Sumber