Sampling Validasi Pembersihan

Sampling validasi pembersihan merupakan salah satu aktivitas kritis yang menentukan hasil dari validasi. Pengetahuan detail mengenai sampling ini harus dipahami secara mendalam.

Validasi pembersihan merupakan salah satu validasi penting di industri farmasi. Dari tahun ke tahun industri farmasi kesulitan dalam pemenuhan validasi pembersihan. Faktor yang menyebabkan sulitnya pelaksanaan validasi pembersihan antara lain :

  • Guideline CPOB atau guideline lain tentang validasi pembersihan hanya memberikan gambaran umum mengenai validasi pembersihan, sedangkan praktisi industri farmasi membutuhkan detail teknis di lapangan seperti perhitungan MACO, cara swab sampel dan lain-lain
  • Teknis detail validasi pembersihan tidak ada dalam guideline yang dipublish di publik. Biasanya detail teknis ini dimiliki oleh industri farmasi yang sudah mapan, dan merupakan bagian dari aset mereka yang berharga
  • Dibutuhkan alat pengujian yang mahal, dalam pengujian residu cemaran harus menggunakan alat yang menguji dalam tingkatan mikro seperti HPLC, GC atau TOC analyzer. Alat-alat tersebut setahu saya harganya ratusan juga rupiah, belum harga reagen atau consumable part lainnya
  • Perlu pengembangan validasi metode analisa residu, pengembangan ini sangat lama karena memang sulit karena terkait dengan residu jumlah mikron/ppm
  • Sampling residu yang teknisnya tidak mudah, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan sampling

Untuk kali ini kita akan bahas point terakhir mengenai sampling di validasi pembersihan industri farmasi. Pengambilan sampel di validasi pembersihan menjadi topik yang sering diperbicangkan di industri farmasi baik oleh praktisi, apoteker di BPOM. Tuntutan sekarang ini dari inspektur BPOM meminta adanya validasi pembersihan yang lengkap, disusun berdasarkan kajian ilmiah dan memasukkan parameter-parameter terbaru seperti kemudahan pembersihan, waktu tunggu kotor/bersih serta equipment train.

Pembersihan

Pembersihan dapat didefinisikan sebagai penghilangan residu dan kontaminan. Residu dan kontaminan dapat berupa produk itu sendiri yang diproduksi di dalam peralatan atau residu yang berasal dari prosedur pembersihan (deterjen/sanitizer) atau produk degradasi yang dihasilkan dari proses pembersihan itu sendiri.

Pada tulisan kali ini kita akan bicarakan mengenai :

  • Dasar pengambilan sampel
  • Kebijkan program validasi pembersihan
  • Penentuan persyaratan prosedur, batas penerimaan

Pembuatan protokol validasi pembersihan harus lengkap yang setidaknya terdiri dari :

  • Tujuan
  • Metode sampling
  • Kriteria penerimaan

Berikut hal-hal di dalam sampling validasi pembersihan yang sangat penting

Inspeksi Visual

Hal pertama yang harus dicek dalam validasi pembersihan adalah kebersihan permukaan alat secara visual. Kalau bersih secara visual saja tidak masuk syarat maka tidak ada gunanya kita mengecek kebersihan secara kimia dengan pengujian residu. Agar lebih objektif maka kriteria bersih secara visual harus ditentukan dari awal. Semisal tidak terlihat adanya residu, tidak adanya bau.

Analisis Sampel

Seperti yang kita ketahui ada 2 tipe pengambilan sampel yaitu secara swap/apus dan rinse/bilas. Menurut FDA 2004 “Guide to Inspections Validation of Cleaning Processes” “Dua keuntungan menggunakan sampel bilas adalah bahwa area permukaan yang lebih besar dapat diambil sampelnya, dan sistem yang tidak dapat diakses atau yang tidak dapat dibongkar secara rutin dapat diambil sampelnya dan dievaluasi.”

Dengan sample bilas sampel dapat diuji dengan HPLC, pH meter, Conductivity meter dan mudah dalam pengujian cemaran mikroba

Sampling dengan Apus

  • Menghilangkan bahan yang menempel.
  • Analisis dapat bersifat kuantitatif.
  • Definisi yang tepat dari area sampel diperlukan.

Pelarut

Pelarut berair atau organik yang digunakan dalam prosedur pembersihan harus cukup untuk menghilangkan residu, dan pada saat yang sama, harus diminimalkan untuk mengurangi risiko reaksi dengan atau kerusakan pada peralatan, atau pengenceran residu yang berlebihan dan kerugian yang diakibatkannya. sensitivitas analitis.

Sampel harus dikumpulkan dalam wadah yang bersih atau steril. Wadah steril cocok untuk tujuan penggunaan ini. Semua sampel validasi harus diberi label yang benar dengan informasi lengkap mengenai sumber sampel, nama pengambil sampel, tanggal pengambilan sampel, nomor referensi, nama produk, dan bagian peralatan dari mana sampel diambil.

Sampel pelarut bilas atau usap harus selalu disertakan dengan sampel uji yang sebenarnya untuk digunakan sebagai blanko reagen untuk penentuan kimia atau mikrobiologi bila diperlukan.

Semua jenis sampel, baik fisik, kimia, atau mikrobiologis, hendaklah dikumpulkan menurut prosedur tertulis dan menggunakan teknik, reagen, peralatan, dan wadah yang sesuai dengan jenis pengujian yang akan dilakukan. Hanya personel terlatih yang boleh melakukan pengumpulan sampel ini.

Efektivitas lingkungan dari prosedur pembersihan harus dinilai dengan pengambilan sampel permukaan permukaan non-kontak produk (misalnya: lantai, dinding, saluran udara, permukaan peralatan eksterior, dll.). Sampel harus dikumpulkan dan dianalisis untuk kemungkinan kontaminasi.

Metode pengambilan sampel untuk Validasi Pembersihan

Ada tiga metode pengambilan sampel yang dikenal:

  1. Metode swabbing (atau pengambilan sampel permukaan langsung)
  2. Metode pengambilan sampel bilas
  3. Metode plasebo.

Metode Swabbing

Teknik swabbing melibatkan penggunaan bahan swabbing, seringkali jenuh dengan pelarut, untuk sampel permukaan secara fisik.

stik untuk sampling swab

Keuntungan:

· Melarutkan dan menghilangkan sampel secara fisik

· Dapat beradaptasi dengan berbagai permukaan

· Ekonomis dan tersedia secara luas

· Dapat memungkinkan pengambilan sampel dari area yang ditentukan

· Berlaku untuk residu bahan aktif, mikroba, dan bahan pembersih

Kekurangan

· Teknik invasif yang dapat memperkenalkan serat

·Hasil mungkin bergantung pada teknik

· Bahan dan desain swab dapat menghambat pemulihan dan spesifisitas metode

· Evaluasi area yang besar, kompleks dan sulit dijangkau (misalnya, celah, pipa, katup, bejana besar)

· Tunduk pada keanehan pemilihan lokasi

Metode pengambilan sampel bilas

Bilas Sampling melibatkan melewatkan volume yang diketahui dari solusi di area yang luas dan menganalisis solusi pemulihan.

Keuntungan:

· Dapat beradaptasi dengan pemantauan online

· Mudah untuk sampel

· Tidak mengganggu

· Lebih sedikit bergantung pada teknik daripada swab

· Berlaku untuk bahan aktif, bahan pembersih dan eksipien

· Memungkinkan pengambilan sampel area permukaan yang besar

· Memungkinkan pengambilan sampel permukaan yang unik (mis., Porus)

Kekurangan:

· Informasi terbatas tentang kebersihan permukaan aktual dalam beberapa kasus

· Dapat menurunkan sensitivitas tes

· Residu mungkin tidak terdistribusi secara homogen

· Ketidakmampuan untuk mendeteksi lokasi residu

· Volume bilas sangat penting untuk memastikan interpretasi hasil yang akurat

· Metodologi pengambilan sampel harus ditentukan karena metode dan lokasi pengambilan sampel bilas dapat mempengaruhi hasil

· Mungkin sulit untuk secara akurat menentukan dan mengontrol area sampel, oleh karena itu biasanya digunakan untuk membilas seluruh bagian peralatan, seperti bejana

· Mengurangi pengambilan sampel fisik permukaan

Metode Plasebo

Pengambilan sampel plasebo dapat digunakan untuk mendeteksi residu pada peralatan melalui pemrosesan kelompok plasebo setelah proses pembersihan. Ini sesuai untuk residu aktif, bahan pembersih, partikulat dan pengujian mikroba. Plasebo digunakan terutama untuk menunjukkan kurangnya sisa ke produk berikutnya. Plasebo harus meniru atribut produk. Karakteristik peralatan juga mempengaruhi pilihan ukuran batch plasebo.

Keuntungan:

· Plasebo menyentuh permukaan yang sama dengan produk

· Berlaku untuk permukaan yang sulit dijangkau

· Tidak memerlukan langkah pengambilan sampel tambahan

Kekurangan:

· Sulit untuk menentukan pemulihan (kontaminan mungkin tidak merata dalam plasebo)

· Menurunkan spesifisitas analitis dan menghambat deteksi

· Membutuhkan waktu lebih lama dan menambah biaya karena peralatan harus dibersihkan setelah plasebo dijalankan

· Plasebo harus sesuai untuk setiap produk potensial

· Residu mungkin tidak terdistribusi secara homogen

· Tidak ada pengukuran residu langsung pada permukaan kontak produk

Metode pengambilan sampel yang disukai dan yang dianggap paling dapat diterima oleh inspektur BPOM adalah metode swabbing.

Semoga Bermanfaat

Salam

M. Fithrul Mubarok, M. Farm.,Apt

M. Fithrul Mubarok
M. Fithrul Mubarokhttps://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini