Beberapa hari di media sosial dan whatsApp grup heboh mengenai informasi obat baru COVID-19 yang dikabarkan dapat menyembuhkan COVID-19. Apalagi obat tablet ini diberikan secara oral (melalui mulut/ditelan) yang tentu akan memudahkan dalam pemberian ke pasien. Obat ini dikabarkan dapat menurunkan tingkat infeksi virus infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID19.
Apa itu Molnupiravir ?
Molnupiravir adalah obat antivirus eksperimental (dalam pengujian) yang diberikan ke pasien secara oral (melalui mulut) dan dikembangkan untuk perawatan penyakit influenza. Berikut struktu kimia molekul Molnupiravir
Molnupiravir adalah jenis obat prodrug (obat yang masuk ke dalam tubuh manusia kemudian dimetabolisme menghasilkan senyawa lain). Molnupiravir masuk ke dalam tubuh kemudian dimetabolisme menjadi turunan nukleosida N4-hydroxycytidine. Senyawa N4-hydroxycytidine aktif sebagai antivirus dengan cara menggangu replikasi virus SARS-CoV-2. Adanya gangguan replikasi ini tentu akan menurunkan tingkat infeksi virus sehingga pasien dapat sembuh.
Berikut detail mengenai Molnuviravir
Nama : Molnupiravir
Nama lain : MK-4482, EIDD-2801
Status : obat dalam pengujian
Nama IUPAC : ((2R,3S,4R,5R)-3,4-dihydroxy-5-(4-(hydroxyimino)-2-oxo-3,4-dihydropyrimidin-1(2H)-yl)tetrahydrofuran-2-yl)methyl isobutyrate
Nomor CAS : 2349386-89-4
PubChem ID : 145996610
UNII : YA84KI1VEW
KEGG :D11943
Formula : C13H19N3O7
Berat Molekul : 329,31 g/mol
Obat ini dikembangkan oleh Universitas Emory di Amerika Serikat. Obat ini kemudian diakuisisi oleh Ridgeback Biotherapeutics dari Miami. Ridgeback Biotherapeutics kemudian bekerja sama dengan pabrik farmasi Amerika Serikat Merck untuk pengembangan lebih lanjut. Merck ini dikenal juga dengan sebutan MSD (Merck Sharpe Dohme) diluar Amerika Serikat-Kanada. Untuk di Indonesia terdapat pabrik farmasinya di Pandaan Jawa Timur.
Cara Kerja Obat Molnupiravir
Pabrik Farmasi Merck telah berhasil menyelesaikan uji klinis fase pertama dan kedua pada manusia. Obat ini awalnya dikembangkan untuk melawan virus influenza. Ia merupakan senyawa analog nucleosida cytidine yang bekerja dengan cara menghambat enzim polymerase yg dibutuhkan utk replikasi virus. Penelitian awal tentang Molnupiravir pada SARS-CoV-2 secara in vitro menunjukkan kemampuan mengeliminasi virus.
Menakisme aksi kerja Obat ini adalah menyebabkan RNA virus yang mengandung molnupiravir akan eror dalam replikasi sehingga akan menghentikan replikasi virus, memperpendek infeksi dan membatasi adanya penularan. Berikut gambar yang menunjukkan mekanisme kerja molnupiravir
Peneliti menemukan bahwa perawatan infeksi SARS-CoV-2 (COVID-19) dengan Molnupiravir dapat secara lengkap menekan tranmisi virus dalam waktu 24 jam. Berikut keunggulan obat molnupiravir :
- Mencegah pasien mengalami kegawatan karena infeksi
- Memperpendek fase infeksi virus sehingga mencegah penularan lebih lanjut
- Obat diberikan oral sehingga dapat digunakan tanpa bantuan tenaga medis
Merck baru saja menyelesaikan uji knis dase 2 pada 202 orang dewasa yang terinfeksi virus tanpa gejala (OTG). Seperti kita ketahui uji klinis untuk obat baru itu terdapat 3 tahap yaitu tahap 1, tahap 2 dan tahap 3. Obat baru bisa dipasarkan luas bila sudah masuk ke tahap 3. Berdasarkan hasil uji klinis tahap 2 tersebut sebanyak 182 pasien yang telah diberi obat malnupiravir, menunujukkan penurunan jumlah virus dalam tubuh setelah dicek dengan tes PCR (polymerase chain reaction). Hasil uji klinis fase 2 tersebut menunjukkan pasien yang terkena COVID19 akan bersih dari virus setelah diberikan selama 5 hari. Bila ini benar dan telah lolos fase 3 akan sangat menggembirakan karena obat oral tablet bisa diproduksi cepat dan fasilitas produksi di Indonesia relatif siap. Obat tablet juga berbeda dengan vaksin yang pembuatannya lebih sulit dan membutuhkan penyimpanan khusus. Merck dikabarkan sedang mempersiapkan uji klinis fase 3, bila uji klinis fase 3 berhasil maka akan diajukan ke FDA (Badan POM Amerika Serikat) untuk dievaluasi. Bila hasil penilaian dan evaluasi menunjukkan bukti konkrit tentang kemanjuran, kualitas dan keamanan bisa jadi akan dikeluarkan izin edarnya.
Berdasarkan sejarah obat baru, biasanya BPOM Indonesia juga akan melakukan evaluasi terhadap obat baru ini. Biasanya bila BPOM besar seperti FDA, BPOM Eropa (EMA) dan BPOM negara maju lainnya menyetujui maka BPOM Indonesia juga akan memberikan izin edarnya. Bilamana dikeluarkan izin edar bisa jadi untuk awal-awal Indonesia akan melakukan impor dan dalam waktu yang relatif singkat pabrik farmasi Indonesia bisa memproduksi. Hal ini sudah terjadi ke obat flu Jepang Avigan yang akhirnya bisa diproduksi oleh PT Kimia Farma. Avigan ini awalnya juga untuk influenza tapi digunakan darutat untuk COVID19.
Harapan Baru obat COVID19
Selain dapat menurnkan transmisi COVID19(berdasarkan studi awal) nampaknya molnupiravir berguna untuk melawan infeksi influenza, ebola dan penyakit pernafasan yang disebabkan virus. Bila nanti benar obat ini manjur maka merupakan perkembangan besar bagi umat manusia dalam memenangkan pandemi ini dari virus.
Pemberian obat molnupiravir seperti obat antivirus lainnya juga harus dengan hati-hati dikombinasikan dengan terapi lainnya untuk mencegah adanya resistensi virus yang berkembang. Resistensi virus artinya virus sudah kebal terhadap obat buatan manusia sehingga virus tidak dapat dimatikan.
Walaupun ini kabar awal menggembirakan tentang obat COVID19, kita tetap harus menunggu rilis final lengkap hasil uji klinik fase 2 oleh Merck.
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M. Farm.,Apt
Referensi :
- https://en.wikipedia.org/wiki/Molnupiravir
- https://www.forbes.com/sites/williamhaseltine/2021/03/16/molnupiravir-a-new-hope-for-prevention-and-treatment-of-covid-19-and-other-dangerous-viruses/
- https://www.merck.com/news/ridgeback-biotherapeutics-and-merck-announce-preliminary-findings-from-a-phase-2a-trial-of-investigational-covid-19-therapeutic-molnupiravir/?fbclid=IwAR1nS5-F8n1xDhp04g8ccsVxxCeJ-QEycftml00jNQiumZ3bhxF3Sq38JS8