2. Penampilan Krim biasanya berwarna putih hingga putih pucat, tetapi bisa juga berwarna kuning seperti Nystatin Cream USP. Sementara itu, salep biasanya tembus cahaya dengan variasi warna seperti kuning muda, kuning (salep Cipladine), dan hitam (salep Ichthammol).
3. Sifat Formulasi Krim umumnya adalah sediaan semipadat berbasis air, sedangkan Salep adalah sediaan semipadat berbasis minyak.
4. Komposisi Krim mengandung lebih dari 20% air dan zat mudah menguap, dan biasanya kurang dari 50% hidrokarbon, lilin, atau poliol sebagai pembawa obat. Di sisi lain, salep mengandung kurang dari 20% air dan zat mudah menguap, dan lebih dari 50% hidrokarbon, lilin, atau poliol sebagai pembawa.
5. Viskositas Krim biasanya lebih encer dibandingkan salep yang lebih kental.
6. Daya Sebar Krim lebih mudah dioleskan dan menyebar, sehingga lebih cocok jika area permukaan tubuh yang luas perlu diberi obat. Sementara itu, salep mungkin kurang mudah dioleskan pada kulit dan membentuk lapisan oklusif pada kulit. Penyebaran salep pada permukaan kulit yang lembab mungkin sulit dilakukan karena sebagian besar salep bersifat hidrofobik.
7. Sifat Berminyak Krim biasanya tidak berminyak atau kurang berminyak dibandingkan salep. Sedangkan salep lebih berminyak dibandingkan krim.
8. Penyerapan Krim diserap lebih cepat melalui kulit dibandingkan salep. Sedangkan salep diserap lebih lambat melalui kulit dibandingkan krim.
9. Permulaan Tindakan Krim bekerja lebih cepat dibandingkan salep. Sedangkan salep bekerja lebih lambat dibandingkan krim.
10. Durasi Tindakan Krim bertahan dalam waktu yang lebih singkat sehingga durasi kerjanya pendek. Sebaliknya, salep bertahan lebih lama di kulit, sehingga durasi kerjanya lebih lama dibandingkan krim.