Daftar Isi
Pelipatan tube allumunium pada salep dan krim sangat penting dalam menjaga kebocoran massa dari sediaan. Terdapat bermacam-macam tipe pelipatan tube allumunium dalam sediaan semisolid baik krim, lotion, salep dan gel.
Tipe Pelipatan Tube Allumunium
Tipe pelipatan ini sebenarnya tidak hanya di farmasi tapi juga di kosmetik , makanan dan juga untuk produk lem. Ada berbagai jenis pelipatan yaitu :
- Single Fold (lipatan tunggal)
- Double Fold (lipatan ganda)
- Saddle Fold (lipatan pelana kuda)
- Triple Fold (pelipatan tigakali)
Tipe pelipatan ini menentukan tingkat kebocoran massa tube. Untuk sediaan salep dan gel sebaiknya tipe pelipatan adalah double atau saddle. Agar lebih kuat lagi harus ada latex atau lem tipe yang basah untuk mencegah adanya kebocoran. Pelipatan ini dilakukan oleh mesin pengisi dan penutup tube.
Untuk sediaan tipe krim dan gel dapat ditutup dengan pelipatan single dan latex. Akan tetapi akan lebih baik lagi pelipatannya double atau saddle. Untuk pelipatan triple fold dalam pengamatan saya hampir tidak pernah ditemukan. Saya sendiri tidak menemukan pelipatan salep dengan cara single fold.
Dapat terlihat pada bahwa setiap tipe pelipatan mempunyai ukuran nya sendiri sendiri.
- Single Fold (lipatan tunggal) = 14 mm
- Double Fold (lipatan ganda) = 17 mm
- Saddle Fold (lipatan pelana kuda) = 24 mm
- Triple Fold (pelipatan tigakali) = 19 mm
Pengalaman saya mengenai tube ini panjang ideal untuk pelipatan saddle ada di 87-90 mm. Sedangkan pelipatan double bisa di 85 mm.
Dari keempat tipe pelipatan tube tersebut yang paling kuat berturut turut adalah saddle, triple, double dan paling lemah single fold.
Pelipatan akhir tube adalah ada yang plain datar dan ada juga bergelombang (crimped). Tipe ini lebih didasarkan pada estetika yang ada.
Lem Pelipatan Tube
Lem pelipatan tube adalah dengan pelapisan latex oleh vendor pembuat tube. Pelapisan pada ujung tube menggunakan mesin. Idealnya jarak antara ujung tube dengan latex adalah 2 mm, untuk lebar pelipatan tergantung dari permintaan customer.
Lem lateks yang digunakan pada tube alumunium dalam industri farmasi memiliki beberapa fungsi penting. Berikut adalah beberapa peran utama lem lateks pada tube alumunium farmasi:
- Mencegah kebocoran: Lem lateks membantu menciptakan segel yang rapat antara ujung tube alumunium dan tutupnya. Ini sangat penting untuk mencegah kebocoran atau tumpahan isi dari tube, terutama dalam kasus produk farmasi yang biasanya memiliki konsistensi semisolid seperti krim atau gel. Dengan adanya lem lateks yang kuat dan tahan terhadap zat kimia, risiko kontaminasi dan kerusakan produk dapat dikurangi.
- Memastikan kebersihan: Selain menjaga kebocoran, lem lateks juga berperan dalam menjaga kebersihan produk farmasi yang terkandung dalam tube alumunium. Segel lateks yang rapat mencegah masuknya udara, cahaya, atau kotoran ke dalam tube yang dapat mengurangi kualitas dan keamanan produk tersebut.
- Memperpanjang umur simpan: Lem lateks juga dapat membantu memperpanjang umur simpan produk farmasi dalam tube alumunium. Dengan segel yang rapat, kemungkinan oksidasi atau degradasi bahan aktif dalam produk dapat dikurangi, sehingga memungkinkan produk untuk tetap stabil dan efektif dalam jangka waktu yang lebih lama.
- Memfasilitasi penggunaan: Pelapisan lem lateks pada tube alumunium juga dapat memberikan keuntungan dalam hal kemudahan penggunaan. Dengan adanya segel yang rapat, pengguna dapat dengan mudah mengontrol dan mengeluarkan isi produk farmasi dari tube dengan presisi yang tinggi, tanpa adanya tumpahan atau penyia-nyiaan.
Penggunaan lem lateks pada tube alumunium dalam industri farmasi sangat penting dalam menjaga kualitas, kebersihan, dan keamanan produk. Oleh karena itu, pemilihan lem lateks yang tepat dan pengaplikasiannya dengan baik menjadi faktor penting dalam proses pembuatan tube farmasi.
Uji Kebocoran Tipe Pelipatan Tube
Untuk uji kebocoran tube di dalam Farmakope Indonesia VI dapat menggunakan alat uji kebocoran. Tipe alat ini cocok untuk mengecek kebocoran tube dengan isian masa semisolid berupa krim atau gel tapi tidak cocok untuk salep.
Untuk kebocoran salep mata pada Farmakope Indonesia VI kurang lebih begini:
Kebocoran
- Pilih 10 tube salep mata, dengan segel khusus jika disebutkan.
- Bersihkan dan keringkan baik-baik permukaan luar tiap tube dengan kain penyerap.
- Letakkan tube pada posisi horizontal di atas lembaran kertas penyerap dalam oven dengan suhu yang diatur pada 60 º ± 3º selama 8 jam.
- Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian selesai (Abaikan bekas salep yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana terdapat lipatan dari tube atau dari bagian ulir tutup tube).
- Jika terdapat bocoran pada satu tube tetapi tidak lebih dari satu tube; ulangi pengujian dengan tambahan 20 tube salep.
- Pengujian memenuhi syarat jika tidak ada satupun kebocoran diamati dari 10 tube uji pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari satu dari 30 tube yang diuji.
Uji ini sama persis dengan yang ada di USP 36, sebaiknya uji ini dilakukan juga pada salep kulit yang tidak steril karena pada dasarnya untuk salep itu harus dipanaskan dulu untuk uji kebocoran. Dikhawatirkan bahwa selama suhu penyimpanan di Indonesia bisa mencapai 40 derajat celcius sehingga salep mencair dan keluar dari tube. Untuk krim dan gel hal ini relatif tidak terjadi.
Untuk di USP 43 (mulai dari USP 40) pengujian kebocoran salep mata diserahkan pada industri farmasi tergantung dari tingkat risiko, proses dan formula. Jadi tidak menspesifikkan caranya tapi diserahkan ke industri farmasi.
Semoga Bermanfaat Salam