Just In Time (JIT) adalah salah satu konsep yang mendukung biaya untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di lingkungan industri karena kemajuan teknologi dan otomatisasi. Konsep ini juga dicoba diterapkan dalam industri farmasi, akan tetapi banyak kendala. Dalam konsep JIT, penghapusan biaya adalah dengan menghilangkan jumlah inventaris (inventaris = 0 atau nol stok). Penghapusan jumlah persediaan secara otomatis menghilangkan biaya penyimpanan dan transportasi sambil mengakibatkan penurunan tingkat toleransi tingkat kesalahan produk.
Penerapan JIT membutuhkan kualitas kerja yang berkualitas tinggi dan beban kerja yang seimbang untuk menghindari keterlambatan (keterlambatan) produk dan kekecewaan konsumen. Dengan demikian, apa yang dimaksud dengan sistem JIT adalah upaya untuk menghilangkan limbah di semua bidang produksi seperti uang, bahan baku, suku cadang atau komponen, waktu produksi, waktu produksi, waktu produksi, waktu produksi, waktu produksi, waktu produksi, produksi waktu, waktu produksi, waktu produksi, dll Sehingga mereka dapat memproduksi dan mengurangi produk jadi tepat waktu untuk menjual.
Sistem JIT telah lama diterapkan di Jepang sejak 1960-an, khususnya oleh Toyota Motor Company, dan dipopulerkan modern oleh wakil presiden Taiichi Ohno de Toyota Motor Company pada tahun 1970-an. Sistem JIT diterapkan menggunakan kapasitas tersebut pemasok bahan baku dan suku cadang atau komponen yang dapat memenuhi kebutuhan industri dalam waktu (tepat pada waktunya). Implementasi sistem JIT ini bertujuan untuk: (1) menghilangkan stok (nol inventaris),
(2) menghilangkan produk yang rusak (cacat nol) dan
(3) menghilangkan gangguan dalam kalender produksi (Zero Schedule Interruption)
Just In Time (JIT)
Just-In-Time (JIT) merupakan salah satu konsep yang mendukung manajemen biaya guna mengantisipasi perubahan yang terjadi di lingkungan industri sebagai akibat kemajuan teknologi dan otomatisasi. Dalam konsep JIT dilakukan eliminasi biaya melalui eliminasi jumlah persediaan (persediaan = 0 atau zero stock). Eliminasi jumlah persediaan ini secara otomatis menghilangkan biaya penyimpanan dan transportasi sekaligus mengakibatkan penurunan tingkat toleransi terhadap tingkat kesalahan produk. Penerapan JIT menuntut adanya kualitas kerja yang tinggi dan beban kerja yang seimbang (balance capacity) untuk menghindari terjadinya penundaan (delay) produk maupun kekecewaan konsumen. Dengan demikian, yang dimaksud denga sistem JIT adalah usaha-usaha untuk meniadakan pemborosan dalam segala bidang produksi seperti uang, bahan baku, suku cadang atau komponen, waktu produksi dan sebagainya sehingga dapat meghasilkan dan mengurumkan produk jadi tepat waktu untuk dijual.
Sistem JIT telah lama diterapkan di Jepang sejak tahun 1960-an, terutama oleh Toyota Motor Company, dan secara modern dipopulerkan oleh Taiichi Ohno Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Company pada pertangahan tahun 1970-an. Sistem JIT diterapkan dengan memanfaatkan kemampuan para pemasok bahan baku dan suku cadang atau komponen yang dapat memenuhi kebutuhan industri secara tepat waktu (just-in-time). Penerapan sistem JIT ini bertujuan untuk: (1) meniadakan persediaan (zero inventories), (2) meniadakan produk cacat (zero defects), dan (3) meniadakan gangguan pada skedul produksi (zero schedule interuptions)
JIT dan Waktu Proses
Dalam sistem JIT, istilah ini dikenal sebagai produk untuk melewati semua proses produksi atau sering disebut waktu berongga (Troughout time). Troughout time terdiri dari empat komponen waktu yang terbagi menjadi dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan penambah nilai (value added activities) dan kegiatan bukan penambah nilai (non value added activities). Untuk dapat menghasilkan produk dengan harga yang murah, maka harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan penambah nilai dan selalu berusaha untuk menghilangkan kegiatan-kegiatan bukan penambah nilai. Proses produksi yang ideal akan menghasilkan troughout time yang sama dengan waktu proses produksi yang merupakan kegiatan penambah nilai.
Sistem JIT sering juga diidentifikasi dengan upaya untuk menghilangkan limbah yang disebabkan oleh produk yang rusak dan produk yang rusak, sehingga sistem JIT merupakan bagian penting dari manajemen kualitas total (TQM). Selain itu, sistem JIT juga diidentifikasi dengan sistem inventaris yang tepat dan sistem produksi yang tepat waktu.
Kondisi yang diperlukan untuk mengimplementasikan JIT dalam sistem persiapan yang tepat waktu meliputi:
(1) waktu dan biaya pesanan dan biaya konfigurasi harus sekecil mungkin,
(2) jumlah pesanan mendekati A,
(3) Batas waktu Harus minimum mungkin,
(4) beban antara garis (bagian) atau mesin harus seimbang,
(5), tidak ada penundaan karena produk berkualitas rendah, kurangnya pasokan bahan, kerusakan yang disebabkan oleh mesin, Modifikasi desain, dll.
Sistem JIT bukan konsep perubahan radikal, tetapi aplikasinya harus dilakukan dalam langkah -langkah dengan langkah -langkah berikut:
1.Kurangi jumlah inventaris sedikit demi sedikit sampai “masalah muncul”
2. Setelah masalah diketahui, tingkat inventaris ditambahkan untuk menetralkan kejutan dan menjaga sistem sehingga sistem bekerja dengan lancar
3.Masalah yang muncul dianalisis dan dicari solusi
4. Setelah masalah hilang, penawaran dikurangi lagi sampai “masalah baru muncul”
5. Yang kedua pada tahap keempat diulangi sampai tingkat inventaris minimum ditemukan.
Langkah-langkah tersebut di atas, sangat tepat dalam usaha meningkatkan kualitas manajemen persediaan bahan dengan menggunakan sistem JIT. Jika sistem JIT diidentikkan dengan sistem produksi tepat waktu. Penerapan sistem JIT dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut:
- Dimulai dengan menjadwalkan kembali produksi ke dalam lot lebih kecil.
- Meningkatkan pengendalian kualitas dengan menerapkan TQC (total quality control), agar pekerja lebih menyadari peningkatan kualitas.
- Meningkatkan faktor-faktor produksi termasuk pekerjanya. Pada umumnya penerapan JIT disertai dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.
- Menerapkan teknik produksi dalam “cell” untuk mempersingkat jarak perjalanan bahan baku maupun komponen lainnya dari satu mesin/tahap produksi ke mesin/tahap produksi yang lain.
Keuntungan penggunaan sistem kanban (JIT) adalah: (1) waktu persiapan (set-up) pendek, (2) ukuran lot kecil, (3) tingkat persediaan rendah, (4) arus bahan baku lebih lancar, (5) waktu tenggang (lead time) dapat dikurangi, (6) volume dan produk mudah diganti, dan (7) adanya partisipasi dari karyawan (pekerja) dalam membuat keputusan. Sedangkan kerugian sistem Kanban adalah: (1) pekerja memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan hal ini membutuhkan kerjasama antara pekerja dengan manajemen secara baik, (2) skedul sangat ketat dan produksi harus selalu tepat waktu, (3) sistem tidak dapat secara cepat merespon kenaikan volume yang cukup besar, (4) kurang efisien jika untuk memproduksi semua komponen atau pesanan khusus.
Diagram piramid JIT sebagai puncak hasil pelaksanaan keseluruhan program Operasiona Excellence