Kegunaan dan Fungsi Gliserin dalam Obat, makanan dan Kosmetik

Gliserin adalah cairan kental yang tidak berwarna, tidak berbau, yang rasanya manis dan tidak beracun. Disebut juga dengan nama gliserol atau gliserolum. Rumus kimia gliserin adalah CH₃CHCH₂OH. Gliserin ini banyak sekali digunakan dalam formula kosmetik dan obat. Gliserin juga banyak digunakan sebagai pemanis dalam industri makanan dan sebagai humektan dalam formulasi farmasi obat. Fungsi gliserin adalah sebagai bahan tambahan dalam obat dan kosmetik. Glierin bisa jadi tercemar dengan pencemar etilen glikon (EG) dan Dietilen glikol (DEG) yang sangat berbahaya memicu sakit ginjal akut terutama pada anak-anak. Sebaiknya sebagai produsen meminta CoA (Certificate of Analysis) berserta hasil laporan pemeriksaan cemaran etilen glikon (EG) dan Dietilen glikol (DEG), dilihat hasilnya apakah cemaran masih dalam batas atau tidak.

Gliserin

gliserin
gliserin

Gliserin mengandung, C3H8O3, tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% dihitung terhadap zat anhidrat

Berat Molekul : 92,09

Pemerian Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik; larutan netral terhadap lakmus.


Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap

Kegunaan Gliserin dalam Obat dan Farmasi

Gliserin digunakan dalam obat untuk meningkatkan kehalusan, memberikan pelumasan, dan sebagai humektan (pelembab). Jadi Gliserin ini merupakan bahan tambahan yang digunakan dalam formula obat sebagai humektan, pemanis dan meningkatkan kekentalan obat.

Dalam industri farmasi, gliserin digunakan sebagai pemanis dalam sirup, tablet hisap, dan sebagai eksipien dalam larutan pencuci mata. Gliserin juga ditemukan dalam produk tetes telinga, jeli dan krim untuk penggunaan topikal, dalam ekspektoran untuk dahak, supositoria, dan kapsul lunak.

FDA atau Badan POM Amerika Serikat menggolongkan gliserin sebagai bahan yang aman atau GRAS (generally recognized as safe). Risiko keseluruhan toksisitas dari gliserin yang ditemukan dalam produk farmasi atau obat rendah. Jika seseorang bersentuhan dengan gliserin dalam jumlah besar dan banyak, iritasi mata dapat terjadi. Iritasi kulit tidak mungkin terjadi kecuali jika kulit rusak di mana terjadi kontak dengan luka/membran. Toksisitas inhalasi rendah karena volatilitas yang rendah, tetapi konsumsi yang berlebihan dan berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah atau lemak dalam darah

Pembuatan Gliserin

Gliserin adalah suatu senyawa alami yang terbuat dari tumbuhan, hewan, atau petroleum. Gliserin juga dapat terbentuk secara alamiah melalui fermentasi alkohol dan roti.

Obat-obatan yang biasa menggunakan Gliserin sebagai bahan tambahan

  • Acetaminophen and Phenylephrine Hydrochloride 325 mg / 5 mg
  • Acetaminophen Extended Release 650 mg
  • Benzonatate 100 mg
  • Benzonatate 200 mg
  • Bexarotene 75 mg
  • Calcitriol 0.5 mcg
  • Candesartan Cilexetil and Hydrochlorothiazide 32 mg / 25 mg
  • Claritin 10 mg
  • Clonidine Hydrochloride 0.1 mg
  • Clonidine Hydrochloride 0.2 mg
  • Diphenhydramine Hydrochloride 50 mg
  • Docusate Sodium 100 mg
  • Dronabinol 5 mg
  • Ethosuximide 250 mg
  • Levlite inert
  • Nifedipine 10 mg
  • OB Complete Gold Prenatal Multivitamins with Folic Acid 1 mg
  • Omega-3-Acid Ethyl Esters 1000 mg
  • Omega-3-Acid Ethyl Esters 1000 mg
  • Tirosint 25 mcg (0.025 mg)

Kegunaan Gliserin dalam Kosmetik

Gliserin berfungsi dalam kosmetik sebagai denaturan, bahan pewangi, zat pengkondisi rambut, humektan (pelembab), zat perawatan mulut, obat perawatan kesehatan mulut, pelindung kulit, zat pengkondisi kulit, dan zat penurun kekentalan.

Dalam produk perawatan kulit, gliserin biasanya digunakan dengan oklusif, jenis bahan pelembab lainnya, untuk menjebak kelembapan yang ditarik ke dalam kulit sehingga kulit terasa lembab (tidak kering).

Kegunaan Gliserin dalam Makanan dan Minuman

Gliserin digunakan sebagai bahan dalam berbagai produk makanan dan minuman untuk membantu mempertahankan kelembaban, mencegah kristalisasi gula, dan menambah curah, kehalusan, kelembutan, rasa manis dan tekstur.

Gliserin aman dikonsumsi dan sering ditambahkan untuk mengentalkan makanan dan minuman. Walaupun ditambahkan maka penampilan makanan tidak mengubah warna produk akhir. Ini memiliki rasa manis alami yang menjadikannya pengganti gula yang ideal.

Yang terpenting, gliserin adalah humektan yang baik (mampu menahan air) yang merupakan parameter kualitas penting bagi makanan untuk menjaga kadar airnya dan tidak mengering.

Cemaran etilen glikon (EG) dan Dietilen glikol (DEG)

Untuk memeriksa cemaran etilen glikon (EG) dan Dietilen glikol (DEG) dalam gliserin menggunakan kromatografi gas. Berikut detail pemeriksaan di Farmakope Indonesia VI

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi Gas seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah masingmasing Gliserin BPFI; Etilen Glikol BPFI; Dietilen
Glikol BPFI dan 2,2,2-trikloroetanol (baku internal),
larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga
diperoleh kadar berturut-turut adalah 2,0 mg per mL;
0,05 mg per mL; 0,05 mg per mL dan 0,01 mg per
mL.
Larutan uji Buat larutan gliserin dan 2,2,2-
trikloroetanol dalam metanol P hingga diperoleh
kadar berturut-turut 50 mg per mL dan 0,10 mg per
mL.
Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi
dengan detektor ionisasi nyala, kolom leburan silika
0,53 mm x 30 m dilapisi 3,0 µm fase diam G43 dan
diaktivasi dengan lapisan wol kaca. Gas pembawa
adalah helium P, dengan perbandingan split 10 : 1
dan kecepatan aliran gas lebih kurang 4,5 mL per
menit. Pertahankan suhu injektor pada 220° dan suhu
detektor 250°. Atur suhu kolom seperti tabel di
bawah ini:

Suhu
awal
(°)
Kenaikan
suhu
(° per menit)
Suhu
akhir
Pertahankan suhu
akhir selama
(menit)
1001004
1005012010
120502206

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram, dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk
propilen glikol; 2,2,2-trikloroetanol; dietilen glikol
dan gliserin berturut-turut adalah lebih kurang 0,3 0,6; 0,8 dan 1,0; resolusi, R, antara dietilen glikol
dan gliserin tidak kurang dari 1,5.
Prosedur Suntikkan sejumlah volume Larutan uji
(lebih kurang 1 µL) ke dalam kromatograf dan rekam
kromatogram: jika pada Larutan uji terdapat puncak
dietilen glikol atau etilen glikol, perbandingan
respons puncak dietilen glikol atau etilen glikol
dengan baku internal terhadap gliserin dengan baku
internal tidak lebih dari 0,10% untuk masing-masing
dietilen glikol dan etilen glikol.

Sumber

https://www.drugs.com/inactive/glycerin-448.html

https://farmasiindustri.com
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt adalah Blogger Professional Farmasi Industri pertama di Indonesia, pendiri dan pengarang dari FARMASIINDUSTRI.COM sebuah blog farmasi industri satu-satunya di Indonesia. Anda dapat berlangganan (subscribe) dan menfollow blog ini untuk mendapatkan artikel terkait farmasi industri. Email: [email protected] WhatsApp/WA: 0856 4341 6332

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Berlangganan Artikel

Berlangganan untuk mendapatkan artikel terbaru industri farmasi

Stay Connected

51FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
-

Artikel terkini