Tips ini akan membantu analis mikrobiologi dalam menurunkan tingkat kegagalan dalam analisis mikrobiologi dan mendapatkan hasil yang akurat, bebas dari kesalahan.
Tips ini untuk pengujian batas mikroba pada sampel farmasi. Pengujian batas mikroba adalah pengujuan kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui seberapa kontaminasi batas mikroba pada sampel. Pengujian ini dilakukan untuk memperkirakan jumlah bakteri dan jamur. Satuan jumlahnya dalam CFU/ml (Colony Forming Unit) per ml.
Pengujian ini dapat berlanjut ke pengujian spesifik jenis mikroba apa yang tumbuh. Pada pengujian kuantitatif yaitu pengujian total batas mikroba dan batas jamur/kapang. Untuk perhitungan jumlah Jamur atau AKK (Angka Kapang Khamir) dan perhitungan ALT (Angka Lempeng Total).
Empat metode dalam pengujian batas mikroba adalah:
- A) Pour Plate Method
- B) Filtration Method
- C) Serial Dilution Method
- D) Spread Plate Method
Tiap metode mempunyai masing-masing kesulitan dan tingkat kesalahan sendiri-sendiri, akan tetapi akan kita rangkum dalam :
10 tips dalam menghindari kesalahan pengujian batas mikroba pada sampel
1. Media
Media merupakan tempat tumbuhnya mikroba dalam pengujian batas mikroba. Untuk pembibitan mikroba pilihlah media yang dapat menumbuhkan mikroba dengan cepat. Rekomendasi media adlaah Soybean casein digest broth dan Sabouraud’s dextrose agar broth/media.
Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba.
Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan kehidupannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu : susunan makanannya harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk
pertukaran zat/metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas), tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber energi (contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin.
2. Kemampuan Penumbuhan Media
Kemampuan penumbuhan media ini disebut juga Growth Promotion Test (GPT). GPT adalah sebagai uji fertilitas atau lebih jelasnya uji kesuburan media untuk pertumbuhan mikro organisme. Tujuan dilakukan Growth Promotion Testing untuk memastikan kesuburan suatu media atau membuktikan bahwa suatu media mampu menjadi tempat pembenihan mikroba dalam suatu pengujian pada laboratorium mikrobiologi. Selengkapnya tentang GPT dapat dibaca pada tulisan saya sebelumnya “Pentingnya Growth Promotion Testing (GPT) Dalam Pengujian Mikrobiologi“.
Pemilihan media dalam pengujian batas mikroba harus kita pilih dengan cermat. Media harus dapat menumbuhkan inokulasi dari mikroba tertentu. Pengujian antimikroba harus sudah dilakukan pada produk.
3. Waktu Konsumsi
Pengujian tradisonal untuk batas mikroba membutuhkan analis mikrobioologi yang terlatih selama melakukan kultur mikroba salam jangka waktu yang lama. Sehingga menggunakan sistem penumbuhan langsung kita dapat menurunkan waktu pengujian sampai dengan 50%. Sistem ini mencatat penumbuhan pertumbuhan kultur setiap plat mikroba per jam. Sistem ini dapat juga mendeteksi kontaminasi. Sistem ini menganalisis ratusan cawan kultur bersamaan untuk menghemat waktu.
4. Akurasi Terbatas
Koloni mikroba harus tumbuh hingga jutaan sel sehingga baru dapat terlihat oleh mata analis, sehingga analis mikrobiologi yang terlatih pun bisa salah. Analis mikrobiologi khusus memang harus disiapkan dalam perhitungan batas mikroba ini.
5. Kesalahan selama Transfer
Pengujian mikrobiologi merupakan pengujian yang sangat sensitif, dimana terdapat sampel yang dipindahkan dari satu inkubator ke inkubator lainnya pada waktu dan suhu tertentu. Sehingga lebih baik menggunakan sistem penumbuhan langsung yang dapat mengotomatisasi proses dan mengurangi kesalahan pemindahahan tersebut.
6. Pemasukkan Data
Setelah analis mikrobiologi melakukan perhitungan koloni, maka harus dicegah adanya kesalahan pemasukkan data. Kesalahan bisa terjadi karena data ayng dimasukkan ke komputer sangat banyak.
7. Suhu
Rentang suhu harus dipertimbangkan tergantung pada kebutuhan pengujian. Tergantung pada jenis mikroba dan jenis media yang digunakan.
8. Lingkungan
Lingkungan atau atmosfer Kondisi seperti aerobic, anaerobic, facultative aerobic/anaerobes, capnophilic dan obligate anaerobic harus dipertimbangkan.
9. pH
Rentang pH yang dibutuhkan oleh mikroba untuk tumbuh harus tepat. Segala penyimpangan dari rentang pH akan menghambat pertumbuhan mikroba jika kondisi tidak sesuai. pH yang tepat dibutuhkan mikroba dalam proses enzimatik metabolismenya.
10. Kondisi Steril
Dalam melakukan uji batas mikroba ALT dan AKK, sangat penting untuk menjaga kondisi pengujian steril. Kelas ruangan Steril ABC dan D biasanya diterapkan pada ruangan uji mikroba. Terdapat juga unit LAF atau BSC. Jika diperlukan agar kondisi ruangan steril dapat dilakukan fumigasi ruangan.
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M. Farm.,Apt
Sumber:https://www.pharmaguideline.com/2018/02/top-10-tips-for-microbial-limit-test.html