Awalnya saya mengenal Farmasi yang terbayang hanyalah obat dan cara menggunakan obat. Istilah Farmasi Industri sendiri saya baru mulai mengenal pada semester 4 saya kuliah S1 Farmasi UGM dulu, itu pun hanya luarnya saja. Sewaktu akhir semester 3 seangkatan diminta memilih antara 2 peminatan sewaktu itu yaitu Farmasi Klinik dan Komunitas (FKK) dan Farmasi Sains dan Insustri (FSI). Hanya berbekal tanya sana-sini dan “insting ” saja saya putuskan waktu itu untuk mengambil jurusan Farmasi Sains dan Industri, Allhadulillah cocok juga. Kecocokan tersebut ternyata tidak menjamin saya mulus untuk studi di Jurusan Farmasi Industri UGM, sedih juga ternyata. Untuk detail perjalanan kuliah saya mungkin akan saya jabarkan di post tersendiri.
Back to topic Apa itu Farmasi Industri? Farmasi Industri menurut saya adalah teknologi obat-obatan yang diaplikasikan dalam bidang industri, jadi simpelnya adalah obat-obatan dalam industri. Mulai dari ilmu membuat obat dalam skala besar, regulasi mengenai obat (CPOB) dan flow process bisnis obat. Peran apoteker sendiri dalam industri obat sangat vital, dalam undang-undang hanya disebut 3 apoteker penanggung jawab dalam Industri Farmasi yaitu Apoteker penanggung jawab Quality Assurance (QA), Quality Control (QC) dan Produksi. Akan tetapi dalam kenyataan Apoteker dapat berperan di hampir semua bagian misalnya gudang, office, regulasi, marketing, PPIC RnD dan lain-lain.
Saya sendiri pernah bekerja di bidang QC, QA dan Produksi sehingga sedikit banyak mengetahui mengenai bidang tersebut. Berikut gambaran bekerja di berbagai bagian dalam pabrik Obat menurut versi o̶n̶ ̶t̶h̶e̶ ̶s̶p̶o̶t̶ saya.
1. QC (Quality Control)
Apoteker yang bekerja di bagian QC kesehariannya berkutat dalam pelulusan produk jadi, bahan baku dan pemeriksaan lingkungan (pemeriksaan limbah, air, udara). Pelulusan produk/bahan itu bukan sesuatu yang mudah, bukan hanya tanda tangan certificate of Analysis saja, akan tetapi lebih dari itu. Apoteker QC juga harus kuat dalam logika analisis, mengeri berbagai macam analisis kimia, fisika dan mikrobiologi. Hampir semua analisis obat menggunakan metode HPLC sekarang ini. Pengetahuan mengenai metode analisis HPLC, troubleshooting akan sangat berguna sekali menurut saya. Apoteker yang bekerja di industri biasanya sebagai Supervisor atau staff. Bila sebagai Supervisor otomatis mempunyai anak buah sehingga kemampuan memimpin dan decision maker sangat penting. Apoteker di QC tidak hanya mengurusi sisi teknis saja banyak hal non teknik yang harus dihadapi. Bahkan menurut saya sisi non teknis ini lebih berat daripada sisi teknisnya. Misalnya seperti apa?Bagaimana kita “menghadapi” bagian lain dalam suatu rapat,misalnya bagian kita disalahkan karena sesuatu tidak tercapai, bagaimana kita menjelaskannya. Hmm banyak sekali hal non teknis yang akan menjadi tantangan di bagian QC.
2. Produksi
Bagian produksi merupakan inti dari pembuatan obat. Mungkin pada bagian ini saya bisa menjelaskannya lebih baik karena saya cukup lama di bagian Produksi. Bagian Produksi intinya adalah mengatur produksi obat mulai dari langkah penimbangan sampai dengan produk jadi dirilis QA. Pengaturan tersebut mulai dari pengaturan jadwal produksi, pengaturan jadwal operator dan pengaturan administrasi yang menyertainya. Administrasi meliputi batch record, form-form produksi dan administrasi komputer. Tantangannya adalah bagaimana mengatur sehingga produksi sesuai dengan rencana dan target yang telah ditentukan. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi keberhasilan mencapai target yang telah ditentukan, ini justru seninya bagaimana semua faktor tersebut dapat bersinergi sehingga target tercapai. Tantangan lainnya adalah mengenai pengelolaan SDM, bagian produksi biasanya mempunyai SDM paling banyak sehingga dinamikanya bermacam-macam juga. Operator mempunyai skill, karakter dan kemauan yang berbeda-beda. Pengalaman saya produksi yang menggunakan banyak manualnya mempunyai kesulitan untuk mendisiplinkan operator dan untuk mencapai konsistensi dibandingkan dengan otomatisasi. Karena membawahi banyak orang kemampuan memimpin, kemampuan berbicara, kemampuan mempengaruhi orang sangat diperlukan. Untung sewaktu menjalani kuliah saya cukup aktif di organisasi sehingga sudah ada bekal.
3. QA (Quality Assurance).
Bagian QA merupakan bagian yang sangat vital dalam pabrik obat karena berkaitan dengan mutu, walaupun mutu sebenarnya bukan hanya tanggung jawab QA tapi semua bagian. Mungkin ada yang bingung mengenai perbedaan antara QA dan QC. Dapat membaca post saya sebelumnya disini.
Karena terkait dengan utamanya Mutu maka Apoteker bagian QA dituntut untuk mengerti bagian lain misalnya produksi dan QC. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mensyaratkan bahwa untuk menjadi Apoteker penanggung jawab QA diperyaratakan pernah bekerja di bagian QC dan produksi terlebih dahulu. Keseharian di bidang QA diantaranya adalah perilisan produk jadi, penaganan komplain, kalibrasi, kualifikasi, validasi, registrasi, dokumentasi dan lain-lain. Bagi saya sendiri yang sudah cukup lama bekerja di pabrik farmasi tanggung jawab dan pekerjaan QA memang berat, utamanya berkaitan dengan penjaminan mutu, memastikan sistem mutu berjalan dan menghadapi Audit BPOM.
Menurut saya Apoteker QA dituntut lebih banyak belajar dan membaca mengenai regulasi CPOB, ISPE, WHO, ISO dan ilmu-ilmu terkait kefarmasian lainnya. Kurangnya pengetahuan dan ilmu mengenai kefarmasian oleh apoteker QA akan menjadi masalah tersendiri bagi pabrik karena berkaitan dengan tanggung jawab dan kewenangan.
Sekilas diatas mengenai farmasi industri dan peranan apoteker di dalamnya. Sebenarnya farmasi industri lebih luas dari itu, untuk mengetahui bagaimana industri farmasi dapat membaca post-post saya sebelumnya.
post saya yang berkaitan salah satunya “apa yang apoteker perlu tahu sewaktu masuk industri farmasi”
Semoga Bermanfaat
Salam
M. Fithrul Mubarok, M.Farm.,Apt